(Review) Film Transcendence - ketika teknologi mengubah semuanya.

by - 8:14 AM



Hallo, kalian yang sedang main gadgetnya, taruh dulu deh. Gak kasian sama matanya yang mantengin layar terus?

Udah lama gak pernah review film lagi disini. Kali ini, mau review soal film yang masih hangat walau udah lewat seminggu dari waktu rilis, Transcendence. Film yang dibintangi oleh Johny Depp ini sempet bikin gue tertarik dan penasaran waktu lihat trailernya. Dari trailernya sendiri kita pasti udah pada bisa nebak kalau ini film yang mengangkat tema technology. Berhubung cita-cita gue pengen jadi orang yang berkecimpung didunia teknologi, tapi belum kesampaian, makanya gue mau nulis sedikit reviewnya dari film ini. Tapi, Cuma sedikit aja ya, takutnya kalau semua gue review per adegan film nya malah jadi spoiler bagi kalian yang belum nonton.

Awalnya yang bikin gue tertarik sama film ini sebelum lihat trailernya adalah, pemainnya. Yap, karena gue lihat yang main adalah Johny Depp, makanya gue niatin langsung mau nonton.

Transcendence. Bercerita soal dunia yang didampingi oleh teknologi yang begitu kuat. Soal teknologi yang hampir menguasai seluruh aktivitas manusia. Soal kehidupan yang tak pernah dapat luput dari teknologi. Soal teknologi yang membuat kecanduan.

Dr. Will Caster (Johny Depp) adalah seorang ilmuwan yang sedang mengembangkan sebuah teknologi komputer canggih dan mampu melampaui otak manusia. Ia menjadi terkenal karena penelitiannya ini, namun ada sekelompok orang anti-teknologi yang tidak setuju dengan apa yang sedang dilakukan Dr. Will Caster. Sehingga  sesaat setelah acara seminarnya, Dr. Will Caster ditembak oleh salah satu aktivis anti-teknologi dan membuat dirinya sekarat. Istrinya -Evelyn (Rebecca Hall)- dan sahabatnya Max Waters (Paul Bettany) memutuskan untuk mentransfer isi otak Dr. Will Caster ke dalam teknologi yang ia ciptakan sendiri. Yaitu meng-upload otaknya menjadi prototipe superkomputer. Meskipun awal percobaannya tampak terjadi kesalahan, namun akhirnya Evelyn berhasil. ‘Menghidupkan’ lagi suaminya dalam bentuk program komputer. Dan para aktivis anti-teknologi yang mengetahui hal tersebut segera bertindak dan berniat menghancurkannya. Sesaat sebelum kedatangan mereka ke Lab. Milik Evelyn, Evelyn telah menghubungan Will kedalam koneksi internet. Yang menyebabkan Will dapat mengcopy dirinya keseluruh komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Kini, Evelyn dapat berinteraksi dengan Will dari mana saja dan kapan saja. Sampai sejauh ini, Evelyn menganggap semuanya baik-baik saja. Hingga ia mendirikan sebuah tempat pusat komputer di sebuah kota Brightwood. Disana Will yang terdapat dalam komputer membuat kehidupan seolah berubah. Ia dapat menyembuhkan orang sakit, ia dapat menyelamatkan orang dari kematian, dan ia dapat membuat orang tidak dapat mati dengan menggunakan teknologi nano. Satu per satu masalah mulai ditemui Evelyn. Ia beranggapan bahwa Will kini sudah tak sejalan dengan misinya untuk merubah dunia menjadi lebih baik. Ia beranggapan bahwa Will hanya membuat keadaan semakin buruk dengan membuat manusia yang awalnya biasa menjadi sangat luar biasa dan dapat mengangkat berton-ton barang hanya menggunakan tangan. Max dan Joseph, kedua sahabatnya, yang bergabung dengan aktivis anti-teknologi untuk membantu mereka menghentikan Will. Tujuan Will Caster ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, menyatukannya dan untuk memperoleh kekuasaan dan dia tampaknya menjadi tak terbendung....


Mungkin jalan ceritanya emang terlalu biasa, namun efeknya patut diacungkan jempol. Banyak yang bilang film ini tidak bagus dan jelek (Source: Kalian bisa googling). Bahkan rating Imdb-nya pun hanya 6.7/10.

Tapi intinya ketika lo nonton ini, ambil pesannya. Bahwa teknologi dapat menghancurkan kita sewaktu-waktu nanti apabila kita tidak dapat menggunakannya dengan baik.

Beberapa pesan yang gue petik adalah:

  1. Teknologi bukan Tuhan.
Secanggih apapun teknologi yang diciptakan manusia, ia hanyalah teknologi. Secanggih apapun teknologi, tidak dapat menghentikan takdir kematian. Tidak dapat membuat abadi. Dan, tidak dapat kau jadikan acuan hidup untuk selalu bergantung.

  1. Teknologi bukan satu-satunya ancaman.
Hal lain yang dapat membuat hancur adalah, pengguna teknologi itu sendiri. Bayangkan jika hanya bergantung pada teknologi, bayangkan kita hidup dalam serba kecanggihan teknologi. Maka, karakter yang akan dibentuk adalah pribadi yang menginginkan semuanya serba perfect. Ingat, teknologi mungkin memang membantu kita, namun bukan tempat-menggantung-kan segala kehidupan kita.

  1. Dunia akan lebih kecil dengan teknologi, namun akan jauh lebih kecil lagi tanpanya.
Ya, kita memang membutuhkan teknologi, sangat. Namun, ada baiknya kalian luangkan waktu sejenak untuk lepas dari teknologi itu sendiri. Membiarkan otakmu bekerja secara alami. Membiarkan dirimu jauh dari radiasi. Tidak ada hal apapun yang dibuat tanpa sisi negative.

Bisakah kalian hidup tanpa ponsel? Tentu sebagian orang tidak. Karena mengandalkan ponsel sebagai alat komunikasi. Namun, bisakah kalian hidup sehari saja tanpa ponsel? Bisa. Saat kalian bersama keluarga, berkumpul bersama teman. Apa yang lebih sering kalian lakukan? Mengotak-atik ponsel atau gadget kalian. Lalu, apakah suasana yang seperti ini dapat menyatukan rasa jika masing-masing orang hanya sibuk dengan gadgetnya dimanapun dan kapanpun?

Jika kalian tidak dapat hidup tanpa produk canggih teknologi dalam waktu sehari, bisakah kalian luangkan waktu 1 jam untuk berkumpul bersama orang-orang terdekat tanpa gadget?

Pernahkah kalian bayangkan, untuk lahiran 90an kebawah, bagaimana masa kecil kalian sebelum teknologi berkembang? Bermain diluar rumah bersama teman-teman, berlarian, bercanda ria dalam hangatnya suasana.

Jika kalian lihat keadaan sekarang, bagaimanakah mereka yang menjalani masa kecil sekarang? Hanya duduk diam didalam rumah terpaku oleh gadget. Bahkan ketika berkumpul pun, mereka asik dengan gadgetnya. Apakah suasana seperti itu yang kalian inginkan dizaman sekarang?

Tidakkah kalian rindu masa-masa dimana teknologi belum menjadi segalanya?

Teknologi memang tidak membunuh, tapi dapat menghancurkan suatu saat nanti ketika kalian telah diperbudak olehnya.

“Setiap orang takut social media akan mengganggunya, tapi mereka tidak pernah takut untuk membunuh orang. Aneh.” – Johnny Depp (Transcendence)



You May Also Like

14 comments

  1. oke juga artikelnya.
    walaupun blog baru, tapi harus semangat ngeblognya!

    ReplyDelete
  2. umm.. menarik tapi belum tertarik, haha... mungkin harus nonton filmnya dulu :p

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete