Friendzone (?)

by - 11:10 AM




Aku dan kamu. Kita. Satu kata yang selalu ku harapkan akan selalu bersama. Sebuah kisah cinta yang kita jalani memang tak seindah kisah romeo dan juliet. Namun, bukankah setiap kisah memiliki kesannya masing-masing? Begitupun kita.

Bahagiaku sederhana. Melihatmu, meski dari jarak yang berjauhan. Berbicara denganmu meski hanya sebuah pembicaraan tak berarti. Dan berada tepat dihadapanmu, meski harus menahan seribu rasa gundah yang datang ‘menyerbu’.

Aku mengenalmu sejak pertama kali memasuki bangku SMP. Tidak ada satu hal kecil yang tidak kita lewatkan bersama. Tidak ada satu hal kecil tentang apapun yang tidak ku beritahu padamu, kecuali Cinta. Kita selalu menghabiskan waktu bersama. Namun, sepanjang kita menghabiskan waktu, selama itu pula kamu hanya menganggapku sahabat baik. 

Terkadang, kita berada dalam jarak yang dekat. Entah mengapa aku tetap merasakan kita terpisah oleh jarak yang jauh. Kamu tahu, apa jarak yang memisahkan kita? Pertemanan. Persahabatan. Itulah jarak yang memisahkan ‘kita’. Memisahkan perasaanku terhadapmu. 

Mungkin aku mengenalmu baru, tapi selama 6tahun terakhir ini kita selalu menghabiskan waktu bersama. Hingga perasaan itu muncul. Namun, aku tidak berani mengutarakannya. Karena aku menghargai persahabatan yang berada diantara kita.

Aku cukup menikmati masa-masa ini. Mencintaimu diam-diam. Memandangmu diam-diam. Dan, mengharapkanmu menjadi lebih dari sekedar sahabat pun, diam-diam. Hingga akhirnya aku tersadar, aku telah terjebak dalam sebuah situasi yang disebut friendzone.



 tingkat ke-gombalan-tertinggi adalah: Aku rela melihatmu bahagia walau dengan orang lain asal kamu bahagia. dan tingkat ke-bullshit-an tertinggi adalah kalimat barusan. 





You May Also Like

0 comments