Stop, Cat Calling!

by - 8:36 AM








Pernah gak sih kalian lagi jalan, terus tiba-tiba ada orang yang bilang;

“Suit-suit.”

“Mau kemana neng? Mau dianter gak?”

“Neng senyum kali, cemberut aja.”

“Main hp terus, minta nomernya dong.”

“Cantik banget, sih.”

Apa perasaan kalian ketika kalian ngalamin itu?

Kalo gue, risih.

Jadi, gue mau share pengalaman ketika gue abis balik malem. Kebetulan disitu lagi banyak anak-anak remaja pada ngumpul gitu. Kondisinya juga, itu sih belum terlalu malem.

Terus pas gue jalan masuk ke rumah, anak-anak remaja itu nyeletuk

“Mba, tinggal dimana, Mba? Kok gak pernah liat sih.” Dengan gaya slenge’annya mereka. Some people do flirting with me.

Maaf, bukan jadi kepedean setelah kejadian itu, yang ada gue malah takut kalo ketemu sama orang-orang itu lagi.

Girls, sadar atau gak, itu termasuk dalam bentuk pelecehan seksual.

Lebay banget sih. Dimana pelecehannya? Emang dipegang-pegang? Emang disentuh? Lebay lo.

Oke, menurut sebagian kalian, ini lebay. But sorry to say, kalian harus tau bahwa cat calling termasuk ke dalam bentuk pelecehan seksual.

Kalian harus tau beberapa kejadian yang bisa tergolong dalam pelecehan seksual. Meliputi:
  • kontak fisik yang tak perlu, menyentuh atau menepuk
  • kata-kata yang tidak bisa diterima dan sugestif, lelucon, komentar mengenai penampilan dan ucapan lisan yang disengaja
  • mengerling dan undangan yang mencurigakan
  • mengunakan gambar-gambar porno ditempat kerja
  • ajakan seksual
  • serangan fisik dan perkosaan

Including cat calling.

Cat calling? Apaan tuh?

cat·call
verb
3rd person present: cat-calls
1.
make a whistle, shout, or comment of a sexual nature to a woman passing by."they were fired for catcalling at women"

Dalam Bahasa Indonesia, kata ini berarti ejekan. Bisa mencakup seperti siulan, teriakan, dan komentar mengenai hal-hal bersifat seksual terhadap perempuan yang lewat di jalan.

Ah, kalo gak mau diganggu ya pake bajunya yang bener? Gitu aja repot.

Really? Are you seriously? Bahkan disaat gue menggunakan baju tertutup pun gue bisa ngalamin yang namanya cat calling. Dan, ini bukan pertama kalinya gue ngalamin. Ini terlalu sering.

Kalian tau? Falla adinda pun pernah ngalamin ini. Waktu dia ngelapor sama polisi, polisinya bilang apa?

“Gak diapa-apain ‘kan? Gak disentuh ‘kan?”

Mau cerita.. Deket kantor, ada bapak-bapak penjaga parkir (ga resmi) yang suka gangguin tiap aku lewat. Cat calling gitu. Bikin ga nyaman.
— fallaadinda(dot)com (@falla_adinda) September 2, 2016
Lalu aku lapor polisi kan, minta perlindungan. Karena ga nyaman dan aku ga mampu bertindak sendiri.
— fallaadinda(dot)com (@falla_adinda) September 2, 2016
Polisinya malah ngedumel dan enggan nolong. Karna dianggap aku ga diapa-apain. Padahal aku ga nyaman, dan mobilitasku di situ.
— fallaadinda(dot)com (@falla_adinda) September 2, 2016


Oh, come on.

Pelecehan seksual itu bukan cuma dalam bentuk sentuhan.

Orang yang biasa ngalamin cat calling terlalu sering juga bisa trauma dan ngerasa takut lama-kelamaan. Apalagi untuk orang introvert.

It’s gonna be a bad thing.

Akan menjadi lebih parah saat orang-orang yang gak dikenal itu manggil kita: perempuan, dengan sebutan: sexy, baby, sayang.

Mungkin untuk beberapa orang akan merasa terpuji dan senang dipanggil atau digoda seperti itu. Tapi, gimana sama yang gak suka? Sama yang risih?

Do you ever think about it, guys?

So, please, stop street harassment. Cause women should  be respected.


And, dear women, dont be afraid to speak out against street harassment.

You May Also Like

7 comments

  1. Dan ucapan "Assalamualaikum" yang sembari lewat itu termasuk cat calling, mereka hanya niat menggoda bukan mendoakan, sadarilah teman-teman hijabers.

    Emang bikin resah banget sih ini buat cewek-cewek yang jalan sendirian even di tempat ramai. Gue udah gak ngerti lagi sama orang-orang pervert ini, pas gue penampilan tomboy berantakan banget digodain, bahkan pas gue pake jilbab kayak emak-emak pake masker masih juga digodain, sampah masyarakat banget dah.

    It's great you talk about it. Keep share because share is caring.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahkan disaat gue lagi jalan pake masker pun, gue tetep bisa kena cat calling.
      pls, remind temen-temen perempuannya buat tetep mawas diri. karena kadang, cat calling gak cuma manggil, tapi bisa aja iseng buat ngikutin.
      kenapa gue makin ngerasa gak ada tempat aman untuk kita kaum perempuan :(

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Gue nggak ngerti kenapa cat calling begitu dianggap hal asyik oleh pelaku. masih sekolah, sebagai remaja baru puber dan nggak gaul, gue pernah diajak nognkrong di jembatan tempat orang lalu lalang. mungkin karena tempatnya memang bertujuan untuk mencari pasangan, cat calling yang mereka lakukan seolah dianggap keinginan lawan jenisnya. Saat itu gue ngerasa minder. gatenang. bawaan cupu juga dan pen cepet2 balik.

    di lain tempat, pos ronda biasanya, siang hari, ternyata cat calling juga sering dilakukan. padahal dilihat saja itu bikin yang lewat nggak nyaman.

    sebagai laki-laki, gue pernah ngalami cat calling, dan pelakunya perempuan. entah sudah membudaya apa gimana. dengan nada mendayu dan rame2 mereka manggil "coowoook~" kita noleh ditertawakan, kita gak liat disoraki dan dicaci.

    dan bener kata Dwi, bahkan dalam bentuk assalamualaikum pun cat calling juga ditebarkan. ada gadis berhijab lewat, biar cat callingnya terkesan sopan, pake salam begitu. padahal kalo menurut tata krama, seandainya mau mengucapkan salam sekali pun, itu anjurannya yg lewat yg ngucapin, bukan yg lagi pada nongkrong. apalagi digunakan sebagai alasan menggoda. entah apa hukumnya salam yg begitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahkan ketika gue complain perihal cat calling yang gue alami pun, mereka cuma respon,"Gak diapa-apain, kan? Yaudah."
      Its make me so hurted.

      Delete