(Review film) Interstellar: Tuhan, manusia, dan bumi.

by - 12:21 PM



Film Sci-fi (Science Fiction) garapan sutradara Christopher Nolan dinilai sangat memukau dan menuai banyak pujian. Film yang berhasil merah rating 8,9 IMDb ini nampak membuat penontonnya berdecak kagum melihat ‘pemandangan’ luar angkasa dalam film ini. Film ini berisikan tentang teori fisika: relativitas, gravitasi, dan ‘black hole’ pun diangkat dalam film ini.

Pernah gue baca hasil review yang menyatakan bahwa: “Bagi kalian yang memang tidak menyukai ilmu sains terutama fisika, not recommended untuk menonton film ini.”

Gue rasa film ini gak hanya diperuntukkan bagi kalian yang memiliki ilmu dibidang sains saja. Gue yang sama sekali gak ngerti sains terutama fisika, bisa kok tetap enjoy menikmati film ini. Karena terlepas dari soal pemahaman teori fisika, penonton pun akan disuguhi oleh indahnya pemandangan ‘liar’ diluar bumi yang membuat kalian sadar, betapa kecilnya kita hidup didunia ini dibandingkan dengan alam semesta yang Tuhan buat. Masihkah harus kita bersikap sombong?

Film ini menceritakan soal 2 persoalan. Persoalan pertama tentang ayah dan anak perempuannya. Dan yang kedua tentang keadaan bumi yang digambarkan sedang mengalami masa sekarat akan lingkungan dan bahan pangan. Dimana di masa itu bumi sudah rusak, militer sudah tidak dibutuhkan, dan manusia hidup dengan bergantung pada bahan makanan yang kian menipis. Cooper, seorang petani, insinyur, sekaligus mantan pilot pesawat luar angkasa, memiliki 2 orang anak. Yaitu: Tom Copper, anaknya yang pintar dalam bertani, dan anak keduanya: Murphy, yang amat menyukai segala hal berbau science dan begitu dekat dengan ayahnya.

Suatu ketika, Cooper beserta anak perempuannya, Murph, mendatangi sebuah tempat rahasia yang ternyata milik NASA, tempat Cooper dulu pernah bekerja. Ia dipertemukan kembali dengan Prof. Brand, yang akhirnya memberi kepercayaan pada Cooper untuk menjadi pilot pesawat luar angkasanya dalam misi menemukan planet baru selain bumi untuk ditinggali dan menyelamatkan ras manusia dari kiamat.

Kiamat yang dimaksud adalah wabah hama yang menyerang sumber daya alam manusia. Akibat wabah itu, gagal panen terjadi di mana-mana, memaksa manusia bertahan dengan makanan pokok seadanya. Dalam beberapa dekade mungkin tak ada lagi sumber daya alam yang bisa dikonsumsi manusia.

Melihat betapa bumi ini sudah begitu ‘menderita’, NASA menyusun misi penjelajahan antar galaksi (interstellar) untuk mencari bumi baru. Caranya, dengan mengirim pesawat ulang alik ke dalam worm hole, lubang yang memampatkan jarak antar galaksi, yang tiba-tiba muncul di dekat Saturnus. Cooper didapuk sebagai pilot, menemani sejumlah ilmuwan yang dipimpin Brand (Anne Hathaway).

Nasa menyiapkan 2 rencana yang harus dipilih:
  1. Temukan planet baru untuk ditinggali, atau
  2. Tinggalkan bumi dan bentuk koloni baru

Cooper awalnya menolak misi tersebut. Apalagi ia tahu bahwa jika plan A gagal, atau keadaan, tidak memungkinkannya untuk kembali ke bumi, ia harus meninggalkan anak-anaknya dibumi dan memulai hidup baru di planet baru. Namun, kala itu tidak ada cara lain untuk ‘mencoba’ menyelamatkan manusia dari kehancuran bumi, Cooper akhirnya meninggalkan keluarganya, untuk melakukan interstellar. 

Murph, sangat menentang kepergian sang Ayah. Ia takut jikalau Cooper tidak akan kembali lagi kebumi dan bertemu dengannya. Namun, Cooper tidak mempedulikan ocehan anaknya yang berkata untuk tetap tinggal. Ia pergi menjelajahi galaksi.

Misi Coper dan Timnya harus mengecek dari 3 planet yang paling mungkin untuk ditinggali, sekaligus mengecek apakah para astronot yang di kirim terlebih dahulu masih hidup.

 Permasalahan selanjutnya dihadapkan pada kenyataan bahwa planet planet tersebut mengelilingi Blackhole. Salah satu planet terdekat itu adalah planet Miller, yang ternyata adalah planet air sedalam setengah meter, namun gelombang airnya bisa mencapai ratusan meter (bisa dilihat di trailer). Miller, astronot yang di kirim ke planet ini sudah tewas. Karena dekatnya planet ini dengan blackhole, maka terjadilah dilatasi waktu. Waktu satu jam di planet ini sama dengan 7 tahun dibumi, mereka disana mengalami kecelakaan dan terlambat keluar dari planet, mereka butuh waktu 3 jam lebih yang sama dengan 23 tahun lebih dibumi.

Setelah berlalu 3 jam bagi mereka (dan 23  tahun penduduk bumi) , mereka akhirnya menuju planet Mann, di planet ini sang astronot, Dr. Mann, masih hidup. Mann adalah orang yang sudah putus asa dan memutuskan untuk hibernasi tanpa menset jam bangun. Dia juga terus mengirim data yang ternyata fiktif agar segera di tolong. Mann berusaha membunuh cooper dan melarikan diri dari planet menggunakan pesawat Endurance, (pesawat cincin). Ingat, tidak ada yang sia sia dari setiap potongan adegan di Interstellar, bahkan mungkin yang kalian anggap boring.

SPOILER ALERT

Singkat cerita, cooper terlempar ke lubang hitam, dia terperangkap di Tasseract. Tasseract adalah alam 5D, sedangkan kita sabagai manusia hidup di 4D. Cooper akhirnya kembali ke alam 3D dan terlempar ke area sekitar saturnus. Pertanyaan bagaimana dia bisa bertahan dan kok bisa begitu? itu misteri bahkan secara ilmiah pun susah disangkal ataupun dibuktikan mengingat tidak ada yang pernah ke wormhole atau blackhole. Yang jelas Cooper terlempar ke masa depan sekitar 85 tahun dimasa depan dimana Murphy kecil sudah menjadi nenek sedangkan cooper sendiri masih laki laki paruh baya karena diangkasa luar waktu berjalan lebih lambat. Ini ilmiah, kalau tidak percaya tanya profesor fisika.

THE END.

Endingnya bukan seperti film-film biasa yang kita tonton. Happy ending? Jauh. Film ini penuh haru serta ketegangan. Bayangin kalo kalian punya anak berumur 10 tahun, kemudian kalian pergi, tiba-tiba pas kembali anak kalian udah tua. Kebayang gak sih sedihnya kaya apa? Gak bisa ngeliat dia tumbuh dewasa bahkan menikah dan punya anak.

Film ini bukan film yang mengangkat ending "Akhirnya mereka hidup bahagia selamanya", ending paling BULSHIT disetiap film drama atau "Sang superhero akhirnya menang dan di puja puja masyarakat, ini juga BULSHIT". Dua hal diatas tidak ada di film ini.

Meski pas nonton agak kebingungan sama endingnya, but at all film ini keren dan pantas mendapatkan rating setinggi itu di IMDb.

Cuma ada beberapa hal yang mengusik otak gue selepas nonton film ini. Apakah manusia berusaha menjadi seperti Tuhan? Sedangkan, kita semua tahu bahwa tidak akan ada yang selamat pada saat terjadinya Kiamat. Dan, apakah dengan ‘lari’ dari bumi yang kian lama kian tua dan tak lagi dapat memberi kehidupan, adalah jalan terbaik? Apakah manusia berusaha untuk melawan takdir? Atau mencoba untuk maju satu langkah dari Tuhan?

Gue gak tau harus beri standing applause ke siapa penggarap film ini. Sutradara? Atau penulisnya? Yang pasti, film jenis sci-fi ini berhasil bikin gue deg-deg-an sepanjang film. Dan, bikin gue penasaran apakah Cooper berhasil kembali ke bumi? Meskipun agak sedikit kecewa sama endingnya yang menurut gue agak kurang masuk akal digue, terlepas dari itu efek film, editing, semua pemandangan perjalanan galaksinya, KEREN!

So, yang bisa gue ambil dari film ini.

Sehebat apapun manusia mau menjelajah dan menghindari ‘sesuatu’ yang tidak bisa dihindari, disana selalu ada Tuhan diatas segalanya. 3 hal berharga yang tidak akan kembali:  Ucapan, Kesempatan, dan Waktu. Selagi bisa menikmati hidup bersama orang-orang yang kita sayang, nikmatilah. Karena, seindah apapun kehidupan yang akan kau dapat nanti, gak akan lebih indah dibanding hidup bersama orang-orang yang kita sayang.

Kita hidup di bumi menginjak tanah, kenapa masih bersifat selangit?

Love is One Thing That Transcends Time and Space – Brand, Interstellar.



You May Also Like

0 comments