Quarantine Day.

by - 3:32 PM

 

 

Aku tahu kalian mulai bosan.

 

Aku tahu kita semua merindukan keadaan yang baik-baik saja.

 

Dan, aku juga tahu, bahwa kita bisa melewati ini bersama-sama.

 

Semoga keadaan cepat kembali seperti semula.

 

 

***

 

SPOILER ALERT!

 

Karena udah lama absen di blog dan lebih fokus ke Wattpad, hari ini akhirnya memutuskan untuk nulis di blog dan bikin review. Akhir-akhir ini lagi sering menghabiskan banyak nonton K-Drama ataupun K-Movie. Tapi, kalau membahas K-Drama, kayaknya udah banyak yang bahas. Kali ini, mau bahas K-Movie yang masih fresh from the oven, karena baru aja rilis beberapa bulan lalu.

 

Train to Busan 2: Peninsula dan Alive.

 

Pasti sebagian besar dari kalian udah gak asing kan sama dua film ini. Apalagi kalau dibintangi sama aktor dan aktris tersohor di Korea Selatan, seperti Kang Dong Won, Yoo Ah In, dan Park Shin Hye.

 

Train to Busan 2 : Peninsula


SPOILER ALERT!


Cerita ini berlatarkan di Semenanjung Korea yang terkena dampak akibat bahan-bahan kimia yang menyebabkan orang-orang berubah menjadi brutal. Di sini, diceritakan, bahwa setelah apa yang menimpa sebagian besar Korea, termasuk Busan, kini giliran Semenanjung Korea yang terkena imbasnya.

 

Semenanjung Korea layaknya kota mati. Gelap. Sunyi. Hanya ada suara zombie-zombie yang lapar akan darah manusia segar.

 

Kang Dong Won menjadi salah satu orang yang berusaha untuk melarikan diri dari Semenanjung Korea dan pergi ke Jepang. Sialnya, kapal laut yang mengangkut orang-orang itu berubah menjadi kapal tragedi karena salah seorang penumpang yang terinfeksi dan menyebarkan virusnya di sana.

 

Kang Dong Won kehilangan kakak dan keponakannya. Tapi, ia berhasil menyelamatkan kakak iparnya.

 

Kapal yang seharusnya mengantarkan mereka menuju Jepang pun berbelok secara tiba-tiba ke Hongkong. Alasannya sederhana; hampir semua negara menolak orang-orang yang datang dari Semenanjung Korea.

 

Sejak virus ini menyebar, semua negara bersikap tegas untuk menghentikan penyebaran virus dengan tidak menerima orang-orang yang berasal dari tempat yang terinfeksi.

 

Empat tahun kemudian, setelah kejadian di mana Kang Dong Won kehilangan kakak dan keponakannya, hubungan ia dan kakak iparnya pun tidak juga membaik. Keduanya kerap berselisih paham.

 

Hingga suatu ketika, ia bersama ketiga rekannya yang berasal dari Korea (termasuk kakak iparnya) dipaksa kembali ke Semenanjung Korea, demi membawa uang yang terlantar di sana. Dengan janji-janji manis yang digaungkan oleh seorang mafia di Hongkong, mereka pun tergoda.

 

Siapa yang tidak tergoda dengan banyaknya jumlah uang yang ditawarkan? Mereka bahkan bisa hidup makmur dan memulai hari yang baru di sana.

 

Sayangnya, saat mereka akhirnya menginjakkan kakinya kembali di Semenanjung Korea, mereka sudah disambut dengan suasana sunyi dan mencekam. Sama-samar terdengar suara zombie dari kejauhan.

 

Ssst! Mereka gak boleh berisik dan menarik perhatian para zombie. Selain suara, sinar dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan karena bisa menarik perhatian.

 

Mereka mulai mencari cara untuk menemukan uang yang hilang itu, dan mengembalikannya kepada sang empunya.

 

Musuh mereka bukan hanya kumpulan para zombie yang lapar. Tapi juga sekumpulan orang-orang jahat yang suka menangkap orang asing dan menjadikan mereka bahan taruhan untuk bertarung dengan zombie. Jelas, ini bukan hal yang mudah.

 

Zombie saja sudah sulit untuk dihadapi. Ditambah mereka harus menghadapi sekumpulan preman-preman kejam itu.

 

Buat gue, Peninsula ini cukup bagus dari segi jalan cerita dan sinematografinya. Menegangkan? Sudah pasti. Tapi, yang gue sayangkan di sini, tingkat tegang saat menonton film ini tidak lebih kuat saat gue menonton Train to Busan. Mungkin, karena Kang Dong Won lebih banyak menghadapi zombie-zombie itu pake mobil kali, ya. Beda dengan Train to Busan yang lari-larian dan kejar-kejaran sama zombie. Sampe yang nonton pun ikut engap kalau mereka abis lari-larian.

 

Dan, menurut gue, The Real MVP di film ini bukanlah Kang Dong Won. Tapi, Lee Re dan Lee Ye Won. And, yes, mereka berdua berperan sebagai anak-anak dari ibu yang bertahan hidup di tengah ancaman para zombie dan preman.

 

Waktu nonton ini, gue udah menyiapkan hati kalau-kalau akhirnya pemain utamanya bakal ada yang mati. Sama kayak Train to Busan pertama yang akhirnya bikin gue bengong waktu Gong Yoo di endingnya jadi zombie.

 

Yaelah, writer-nim... ini udah ending. Udah tinggal ending. Dikasih plot twist.

 

Kalau kalian udah nonton Train to Busan, pasti tahu rasanya campur aduk udah mau ending tapi dikasih plot twist kayak gitu.

 

Untungnya, Peninsula memberikan akhir yang pantas untuk para pemain-pemainnya. Bukan karena gue tim selalu happy ending. Cuma, untuk ending yang disajikan oleh Peninsula, ini cukup bisa diterima dan masih masuk akal. Gak ada kesan terlalu dipaksakan.

 

Rating yang gue kasih untuk Train to Busan 2 : Peninsula adalah 8/10.

 

Alive

 

SPOILER ALERT!

 

Film kedua yang masih bertema zombie adalah Alive yang dibintangi oleh Yoo Ah In dan Park Shin Hye. Film ini menceritakan tentang sebuah virus aneh yang tiba-tiba menyebar dan menjadikan manusia layaknya zombie yang brutal.

 

Sekilas akan terdengar sama saja, ya, seperti film-film zombie lainnya.

 

Tapi, yang ditawarkan dari film Alive ini adalah, zombie yang peka terhadap suara dan bisa melakukan aktivitas layaknya manusia, seperti memanjat atau membuka pintu.

 

Bahkan, ada scene di mana salah satu temen zombienya mati, dan mereka.... marah (?)

 

Jujur, waktu 40 menit pertama nonton Alive, gue bosen. Selama 40 menit itu, gue belum menemukan titik menegangkannya. Walau pun udah dikagetin sama kehadiran zombie-zombie itu.

 

Tapi, titik menegangkannya justru bermula saat Yoo Ah In frustasi karena terkurung di dalam apartemen tanpa makanan, listrik, air, dan jaringan internet. Ia bahkan tidak dapat mengetahui keberadaan dunia luar seperti apa. Ditambah, stock makanan yang kian menipis dan kelaparan yang tidak bisa diabaikan lagi. Ia akhirnya memutusukan untuk bunuh diri.

 

Tapi, gak jadi... karena Park Shin Hye secara gak langsung udah menyelamatkan Yoo Ah In dari tindakan bunuh dirinya. Setelah itu, mereka akhirnya memutuskan untuk bertahan bersama. Mencari pertolongan untuk bisa selamat dari tempat itu.

 

Gue suka sinematografi dari Alive. Bener-bener mencekamnya dapet banget. Tapi, yang gue sayangin adalah alurnya yang sedikit membosankan. But wait, setelah Yoo Ah In ketemu Park Shin Hye, filmnya mulai seru, kok.

 

Part menegangkan di film ini buat gue adalah, waktu zombie pemadam kebakaran manjat ke tembok pake tali yang terhubung di apartemen Park Shin Hye. Fix. Keringet dingin dan deg-degan.

 

Yang gue tangkep, Alive ini lebih menceritakan bagaimana bertahan hidup di dalam apartemen yang dikepung sama banyak zombie, sih.

 

Dan, yang sedikit mengecewakan buat gue, endingnya yang terkesan agak maksa. Ya, mereka emang selamat. Cuma, yang gue gak habis pikir, kenapa tiba-tiba muncul helikopter dari bawah gedung dan dengan heroik menyelamatkan mereka. Sebenernya, pas adegan itu merinding, sih. Karena, endingnya, mereka bisa selamat berkat postingan sosmed yang sempat mereka bagikan.

 

Cuma, menurut gue masih agak kurang smooth buat endingnya. But, over all, Alive patut buat ditonton.

 

Tadinya, setelah nonton Alive, mau nge-ship Yoo Ah In sama Park Shin Hye. Eh, baru inget Park Shin Hye udah punya pacar yang lagi wamil. Hiks.

 

Rating gue buat film Alive : 8/10

 

Gue setuju banget kalau ada yang bilang tahun ini adalah tahunnya para zombie. Kenapa? Karena, di awal tahun udah disajikan sama Kingdom 2, lalu Alive, Peninsula, dan yang segera akan tayang adalah Zombie Detective.

 

Meski udah banyak film atau drama yang ngangkat soal zombie, buat gue, Kingdom, Kingdom 2, dan Train to Busan tetap terbaik.

 

No offense, selera boleh berbeda-beda, right?

 

Anyway, gue akan menunggu Kingdom 3...

 

 

You May Also Like

1 comments