Quarantine Day.
Aku tahu kalian mulai bosan.
Aku tahu kita semua merindukan
keadaan yang baik-baik saja.
Dan, aku juga tahu, bahwa kita
bisa melewati ini bersama-sama.
Semoga keadaan cepat kembali
seperti semula.
***
SPOILER
ALERT!
Karena udah lama absen di blog dan lebih fokus ke Wattpad, hari ini akhirnya memutuskan
untuk nulis di blog dan
bikin review. Akhir-akhir ini lagi sering
menghabiskan banyak nonton K-Drama ataupun K-Movie. Tapi, kalau membahas
K-Drama, kayaknya udah banyak yang bahas. Kali ini, mau bahas K-Movie yang masih
fresh from the oven, karena baru aja rilis beberapa bulan lalu.
Train to Busan 2: Peninsula
dan Alive.
Pasti sebagian besar dari kalian
udah gak asing kan sama dua film ini. Apalagi kalau dibintangi sama aktor dan
aktris tersohor di Korea Selatan, seperti Kang Dong Won, Yoo Ah In, dan Park
Shin Hye.
Train to Busan 2 :
Peninsula
SPOILER
ALERT!
Cerita ini berlatarkan di
Semenanjung Korea yang terkena dampak akibat bahan-bahan kimia yang menyebabkan
orang-orang berubah menjadi brutal. Di sini, diceritakan, bahwa setelah apa
yang menimpa sebagian besar Korea, termasuk Busan, kini giliran Semenanjung
Korea yang terkena imbasnya.
Semenanjung Korea layaknya kota
mati. Gelap. Sunyi. Hanya ada suara zombie-zombie yang lapar akan darah manusia
segar.
Kang Dong Won menjadi salah satu
orang yang berusaha untuk melarikan diri dari Semenanjung Korea dan pergi ke
Jepang. Sialnya, kapal laut yang mengangkut orang-orang itu berubah menjadi
kapal tragedi karena salah seorang penumpang yang terinfeksi dan menyebarkan
virusnya di sana.
Kang Dong Won kehilangan kakak
dan keponakannya. Tapi, ia berhasil menyelamatkan kakak iparnya.
Kapal yang seharusnya
mengantarkan mereka menuju Jepang pun berbelok secara tiba-tiba ke Hongkong.
Alasannya sederhana; hampir semua negara menolak orang-orang yang datang dari
Semenanjung Korea.
Sejak virus ini menyebar, semua
negara bersikap tegas untuk menghentikan penyebaran virus dengan tidak menerima
orang-orang yang berasal dari tempat yang terinfeksi.
Empat tahun kemudian, setelah kejadian
di mana Kang Dong Won kehilangan kakak dan keponakannya, hubungan ia dan kakak
iparnya pun tidak juga membaik. Keduanya kerap berselisih paham.
Hingga suatu ketika, ia bersama
ketiga rekannya yang berasal dari Korea (termasuk kakak iparnya) dipaksa
kembali ke Semenanjung Korea, demi membawa uang yang terlantar di sana. Dengan
janji-janji manis yang digaungkan oleh seorang mafia di Hongkong, mereka pun
tergoda.
Siapa yang tidak tergoda dengan
banyaknya jumlah uang yang ditawarkan? Mereka bahkan bisa hidup makmur dan
memulai hari yang baru di sana.
Sayangnya, saat mereka akhirnya
menginjakkan kakinya kembali di Semenanjung Korea, mereka sudah disambut dengan
suasana sunyi dan mencekam. Sama-samar terdengar suara zombie dari kejauhan.
Ssst! Mereka gak boleh berisik
dan menarik perhatian para zombie. Selain suara, sinar dalam bentuk apapun
tidak diperbolehkan karena bisa menarik perhatian.
Mereka mulai mencari cara untuk
menemukan uang yang hilang itu, dan mengembalikannya kepada sang empunya.
Musuh mereka bukan hanya kumpulan
para zombie yang lapar. Tapi juga sekumpulan orang-orang jahat yang suka
menangkap orang asing dan menjadikan mereka bahan taruhan untuk bertarung
dengan zombie. Jelas, ini bukan hal yang mudah.
Zombie saja sudah sulit untuk
dihadapi. Ditambah mereka harus menghadapi sekumpulan preman-preman kejam itu.
Buat gue, Peninsula ini cukup
bagus dari segi jalan cerita dan sinematografinya. Menegangkan? Sudah pasti.
Tapi, yang gue sayangkan di sini, tingkat tegang saat menonton film ini tidak
lebih kuat saat gue menonton Train to Busan. Mungkin, karena Kang Dong Won
lebih banyak menghadapi zombie-zombie itu pake mobil kali, ya. Beda dengan
Train to Busan yang lari-larian dan kejar-kejaran sama zombie. Sampe yang
nonton pun ikut engap kalau mereka abis lari-larian.
Dan, menurut gue, The Real MVP
di film ini bukanlah Kang Dong Won. Tapi, Lee Re dan Lee Ye Won. And, yes,
mereka berdua berperan sebagai anak-anak dari ibu yang bertahan hidup di tengah
ancaman para zombie dan preman.
Waktu nonton ini, gue udah
menyiapkan hati kalau-kalau akhirnya pemain utamanya bakal ada yang mati. Sama
kayak Train to Busan pertama yang akhirnya bikin gue bengong waktu Gong Yoo di
endingnya jadi zombie.
Yaelah, writer-nim... ini udah
ending. Udah tinggal ending. Dikasih plot twist.
Kalau kalian udah nonton Train to
Busan, pasti tahu rasanya campur aduk udah mau ending tapi dikasih plot
twist kayak gitu.
Untungnya, Peninsula memberikan
akhir yang pantas untuk para pemain-pemainnya. Bukan karena gue tim selalu happy
ending. Cuma, untuk ending yang disajikan oleh Peninsula, ini cukup bisa
diterima dan masih masuk akal. Gak ada kesan terlalu dipaksakan.
Rating yang gue kasih untuk Train
to Busan 2 : Peninsula adalah 8/10.
Alive
SPOILER
ALERT!
Film kedua yang masih bertema
zombie adalah Alive yang dibintangi oleh Yoo Ah In dan Park Shin Hye. Film ini
menceritakan tentang sebuah virus aneh yang tiba-tiba menyebar dan menjadikan
manusia layaknya zombie yang brutal.
Sekilas akan terdengar sama saja,
ya, seperti film-film zombie lainnya.
Tapi, yang ditawarkan dari film
Alive ini adalah, zombie yang peka terhadap suara dan bisa melakukan aktivitas
layaknya manusia, seperti memanjat atau membuka pintu.
Bahkan, ada scene di mana
salah satu temen zombienya mati, dan mereka.... marah (?)
Jujur, waktu 40 menit pertama
nonton Alive, gue bosen. Selama 40 menit itu, gue belum menemukan titik
menegangkannya. Walau pun udah dikagetin sama kehadiran zombie-zombie itu.
Tapi, titik menegangkannya justru
bermula saat Yoo Ah In frustasi karena terkurung di dalam apartemen tanpa makanan,
listrik, air, dan jaringan internet. Ia bahkan tidak dapat mengetahui
keberadaan dunia luar seperti apa. Ditambah, stock makanan yang kian menipis
dan kelaparan yang tidak bisa diabaikan lagi. Ia akhirnya memutusukan untuk
bunuh diri.
Tapi, gak jadi... karena Park
Shin Hye secara gak langsung udah menyelamatkan Yoo Ah In dari tindakan bunuh
dirinya. Setelah itu, mereka akhirnya memutuskan untuk bertahan bersama.
Mencari pertolongan untuk bisa selamat dari tempat itu.
Gue suka sinematografi dari
Alive. Bener-bener mencekamnya dapet banget. Tapi, yang gue sayangin adalah
alurnya yang sedikit membosankan. But wait, setelah Yoo Ah In ketemu
Park Shin Hye, filmnya mulai seru, kok.
Part menegangkan di film ini buat
gue adalah, waktu zombie pemadam kebakaran manjat ke tembok pake tali yang
terhubung di apartemen Park Shin Hye. Fix. Keringet dingin dan
deg-degan.
Yang gue tangkep, Alive ini lebih
menceritakan bagaimana bertahan hidup di dalam apartemen yang dikepung sama
banyak zombie, sih.
Dan, yang sedikit mengecewakan
buat gue, endingnya yang terkesan agak maksa. Ya, mereka emang selamat. Cuma,
yang gue gak habis pikir, kenapa tiba-tiba muncul helikopter dari bawah gedung
dan dengan heroik menyelamatkan mereka. Sebenernya, pas adegan itu merinding,
sih. Karena, endingnya, mereka bisa selamat berkat postingan sosmed yang sempat
mereka bagikan.
Cuma, menurut gue masih agak
kurang smooth buat endingnya. But, over all, Alive patut buat
ditonton.
Tadinya, setelah nonton Alive,
mau nge-ship Yoo Ah In sama Park Shin Hye. Eh, baru inget Park Shin Hye
udah punya pacar yang lagi wamil. Hiks.
Rating gue buat film Alive : 8/10
Gue setuju banget kalau ada yang
bilang tahun ini adalah tahunnya para zombie. Kenapa? Karena, di awal tahun
udah disajikan sama Kingdom 2, lalu Alive, Peninsula, dan yang segera akan
tayang adalah Zombie Detective.
Meski udah banyak film atau drama
yang ngangkat soal zombie, buat gue, Kingdom, Kingdom 2, dan Train to Busan
tetap terbaik.
No offense, selera boleh
berbeda-beda, right?
Anyway, gue akan menunggu
Kingdom 3...
1 comments
Aduh isinya spoiler doang, jadi langsung ke kolom komentar aja haha
ReplyDelete