Semesta, 2020

by - 6:05 PM




Semesta, 2020.

It’s too late for this. But, late is better than never, right?

Anggep aja 2020 baru mau gue mulai. 3 bulan pertama ini, adalah masa percobaan.

2020...

Resolusi, ekspektasi, dan reality.

...

Bulan ke-tiga di 2020,

Sore hari sedang tak seindah biasanya.

Kelam, dan glommy.

Semua orang kini sedang banyak menghabiskan waktunya di rumah.

Pun, aku.

Ada yang lucu baru-baru ini.

Tiba-tiba saja, aku kembali berharap.

Aku yang sudah berhenti berharap pada Semesta, kini kembali berharap.

Lucu, ya?

Semesta terus memaksaku untuk percaya.

Meski pada akhirnya, Semesta pula yang menghancurkannya.

Aku benci... Tapi, aku juga tidak bisa berpaling dari Semesta.

Dear, Semesta...

Kau tau, aku tidak akan banyak berharap.

Tapi, kali ini... Aku ingin kau mendengarkan satu kali saja.

Even, just once...

Bisa ‘kah kita berjalan bergandengan?

Beriringan menyamakan harapan yang ingin diwujudkan.

Aku benci mengemis harapan.

Tapi, di saat yang sama juga, aku butuh dukungan.

Dear, Semesta.

Kita selalu bertemu, dengan masalah yang sama.

Bisa ‘kah kali ini kita mengakhirnya dengan bahagia?

Mari kita berdamai.

Meninggalkan segala drama yang pernah kita lalui bersama.

Bisa ‘kah kita melewati ini dengan baik-baik saja?

Berjanjilah, jangan ada lagi yang kau ingkari.

Berjanjilah, jangan ada lagi yang kau lukai.

After all this shyt happened, we still a friend, isn’t, Semesta?

Terima kasih, Semesta.

Semoga keinginanmu dan rencanaku berjalan bersama.

J a k a r t a, 22 Maret 2020.

Currently mood: hoping.

#listeningto: Heal the World - Michael Jakcson

You May Also Like

0 comments