[Review] Beautiful World: Kekerasan, Keadilan, dan Jabatan.

by - 9:02 AM


Related image

Well done, JTBC. Setelah berhasil membawa K-Drama “My ID is Gangnam Beauty” dengan pesannya yang positif. Bahwa tidak ada yang namanya standar kecantikan. Kecantikan tidak melulu harus dinilai dengan angka dan fisik. Kali ini, JTBC hadir dengan Dramanya yang teramat menguras emosi dari sedih sampe kesel. K-Drama terbaru JTBC berjudul “Beautiful World” ini sukses bikin tangis gue meledak di menit 13 episode pertama.

K-Drama yang masih On Going ini menceritakan bagaimana kehidupan seorang siswa SMP yang mendapat perlakuan tidak wajar dari teman-temannya. Ya, kasus yang juga sedang banyak dibicarakan di Indonesia, bullying. Kasus yang selalu membuat kita ingin mengutuk siapapun para pelakunya.

Stop bullying juga sudah didengungkan oleh banyak orang. Hingga banyak artikel yang turut mengulas untuk menghentikan kekerasan dan perundungan. Sayangnya, setiap cara memiliki batasan yang dijangkaunya. Dan, sayangnya usaha kita untuk menghentikan perundungan belum menyentuh semua kalangan masyarakat dan anak-anak.

Drama ini bukan hanya menarik, tapi juga memiliki pesan yang tersirat bagi para penontonnya. Pesannya tidak hanya untuk anak-anak. Tapi, juga untuk para orang tua, hingga tetangga. Bahkan, ini juga menyampaikan pesan untuk kita sebagai masyarakat.

Berkenalan dengan Seon Ho, siswa SMP yang mendapat perlakuan bullying oleh teman-temannya. Ditemukan terjatuh dari atap sekolahnya. Dan, rumor pun menimpa kasus ini sebagai percobaan bunuh diri.

Seluruh temannya pun diinterogasi oleh penyidik. Tapi, sayangnya, penyelidikan berjalan sangat singkat. Dengan alasan mereka yang masih di bawah umur.

Sampe sini, udah geregetan? Sama.

Seiring berjalannya cerita, kasus ini memang menunjukkan adanya perundungan yang dilakukan oleh teman-teman Seon Ho. Sayangnya, lagi, salah satu pelakunya adalah anak dari Dirut sekolah di mana Seon Ho belajar. Si orang tua pelaku pun melindungi anaknya dari kasus ini. Bahkan, ia pun membuat kasus perundungan ini seolah menjadi benar-benar kasus bunuh diri. Para pelaku sibuk menghapus bukti dan menyusun alibi.

Udah geregetan? Banget.

Kasus ini ditutup sebagai percobaan bunuh diri.

Kedua orang tua Seon Ho nangis sejadinya. Karena, dia merasa ada yang gak beres dengan kasus si anak yang sekarang lagi terbaring koma karena mati otak. Dan, keluarga Seon Ho terus berjuang untuk mencari tau penyebab sebenarnya yang membuat anaknya terkapar tak berdaya sekarang. Mereka berjuang untuk keadilan sang anak. Mereka berjuang untuk membuktikan bahwa sang anak adalah korban dari kekerasan oleh teman-temannya.

Cobaan gak berhenti di situ. Berlanjut ke orang tua para teman-temannya Seon Ho yang justru gak ada rasa simpatinya. Bahkan, gak perduli dengan kasus yang sedang menimpa Seon Ho. Beralih ke tetangganya, yang justru bersyukur bahwa Seon Ho melompat dari atap gedung sekolah. Bukan di Apartementnya.

“Untunglah dia melompat dari atap sekolah. Kalo dia lompat dari Apartemen kita ini, maka harga Apartemen kita akan jatuh.” – kata salah satu tetangganya.

Bayangkan betapa komentar-komentar jahat seperti itu sampe ke telinga orang tuanya Seon Ho. Bayangin gimana sakitnya?

Di drama ini juga ada scene di mana teman-temannya adiknya Seon Ho ikut bergunjing tentang rumors percobaan bunuh diri Seon Ho. Mirisnya, mereka bergunjing atas perkataan yang diucapkan oleh kedua orang tuanya.

Anak-anak memang mudah untuk meniru apa yang dilakukan kedua orang tuanya, bukan? Maka, ada baiknya sebagai orang tua untuk terus mencontohkan hal-hal positif pada sang anak. Atasan gue kebetulan adalah seorang psikolog anak, beliau sering banget ngasih gue wejangan gimana jadi orang tua yang baik, kelak. Dengan tidak memberikan contoh perkataan atau tindakan negatif di depan sang anak.

Bullying, jelas sebuah kasus yang harus diusut sampai tuntas. Sudah begitu banyak kasus di dunia yang memakan banyak nyawa. Akan ‘kah kita hanya diam saja? Sudah berapa banyak anak-anak yang mengalami trauma karena bullying? Lantas, apakah kita hanya akan melihat saja? Hanya karena itu terjadi dengan orang lain, bukan berarti kita bisa mengabaikannya.

Dan, memayungi pelaku bullying hanya karena jabatan tertentu pun bukanlah tindakan yang bijak.

Teruntuk para orang tua, peka-lah dengan keadaan sang anak. Sering-seringlah membuka obrolan santai agar kalian tau keadaan sang anak. Dengarkan dan pahami cerita sang anak. Korban bullying cenderung bungkam. Bahkan dengan keluarga sekali pun. Kenapa? Mereka khawatir cerita mereka tidak didengar. Memendam suatu perasaan bukanlah hal yang baik. Kemana lagi anak harus membagi kisahnya jika bukan pada keluarga? Anak yang kelihatannya baik-baik saja pun bukan berarti ia memang baik-baik saja.

Teruntuk tetangga. Jangan sesekali tertawa di atas kepedihan orang lain. Atau, menjadikan kisah pilu orang lain sebagai bahan ghibahan. Tidak ada ‘kah sedikit simpati-mu untuk tetanggamu sendiri? Dan, jangan menyebar rumors yang kiranya akan memperburuk suasana. Kita bahkan tidak pernah tau akan kebenaran dari suatu cerita. Cerita itu memiliki tiga sisi: cerita versi kamu, cerita versi mereka, dan kebenaran cerita itu sendiri.

Dan, teruntuk kita, masyarakat. Perundungan harus berhenti di sini. Di mulai dari diri kita. Berhenti melontarkan perkataan-perkataan yang bisa menyakiti orang lain. Dan, beranilah bertindak saat melihat orang lain mengalami bullying. Jika kita bisa bersatu untuk saling melindungi, bukan tidak mungkin bullying bisa kita atasi.

Jangan biarkan mereka melewati masa sulitnya sendirian. Bullying bukan hal yang main-main. Bahkan, nyawa bisa jadi taruhannya. Harus berapa banyak nyawa lagi yang hilang untuk membuat kita sadar?

Bullying harus berhenti di sini. Jangan ada lagi anak-anak yang kehilangan kebahagiaannya karena perundungan. Jangan lagi ada nyawa yang melayang.

Jika kita terluka fisik, mungkin masih bisa diobati. Tapi, jika yang terluka adalah perasaan dan psikologis seseorang. Itu akan membekas. Sampai nanti.



You May Also Like

3 comments

  1. Sumpah jadi penasaran banget sama dramanya, gregetan banget baca review dari kaka, langsung otw download hehehe.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete