Ini tentang mereka...
Apa mereka yang bergantung dengan psikolog adalah gila?
Apa mereka gak berhak bahagia?
Apa mereka gak berhak mendapatkan perlakuan yang sama?
Mereka yang datang dan mengenal pskilog adalah notabene
orang-orang yang terlihat baik-baik saja di luar.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang ceria, suka
menebar senyum, membantu orang, dan perduli akan orang lain.
Tapi, jauh di dalam semua keterlihatan itu, ada luka yang
sedang mereka sembuhkan.
Mereka bukan orang yang baik-baik saja di dalam.
Sama seperti orang lainnya, mereka pun berjuang.
Berjuang untuk tetap memiliki alasan hidup.
Depresi, Stres, Trauma, bahkan Anxiety.
Adalah sedikit dari banyaknya mental health yang bisa saja
terjadi pada setiap orang.
Tak jarang dari mereka akhirnya memilih bungkam.
Menyembunyikan lukanya dan menganggap dirinya baik-baik
saja.
Hingga suatu waktu, semua meledak.
Memendam perasaan merupakan sebuah bom waktu yang bisa
meledak kapan saja.
Oleh karenanya, dari pada semakin melukai diri sendiri,
akhirnya mereka memilih untuk datang ke profesional.
Mereka juga berjuang untuk membangun kebahagiaan mereka
lagi.
Mereka harus melawan malam yang mencekam saat mereka mulai
membayangkan hal-hal buruk akan terjadi pada mereka.
Mereka harus terus melawan bisikkan-bisikkan yang menggema
di dalam kepala untuk menyerah.
Yang mereka butuhkan adalah dukungan. Dan, sebuah pelukkan
yang menyembuhkan.
Yang mereka butuhkan adalah rangkulan. Dari orang-orang yang
memang perduli dengan mereka.
Dan, yang mereka butuhkan adalah waktu. Untuk terus
berjuang.
Aku mengerti, jika kalian tidak memahami mereka yang juga
berjuang untuk hidupnya lewat jalan seperti ini.
Tidak ada yang mau seperti ini.
Jika kita bisa meminta, mereka pun ingin baik-baik saja.
Sayangnya, tak semua psikologis orang itu sama.
Ada yang mudah menyerah, ada yang mudah terluka, ada yang
mudah menangis, dan ada yang mudah untuk bangkit.
Secara tidak sadar, kita pasti memiliki orang yang butuh
didengarkan.
Coba lihat sekitar. Ada orang-orang yang perlu untuk
diperhatikan.
Ada orang-orang yang perlu diberi dukungan.
Dan, ada orang yang perlu diberi sandaran.
Mereka, yang punya masalah mental health pun tidak bisa
menyalahkan siapa-siapa. Dan, bahkan tidak tahu harus berbuat apa.
Mereka hanya terus berjalan. Berjalan. Dan, berjalan sambil terus
mencari sisa semangat yang ada di dalam diri mereka.
Tidak ada yang menginginkan ini.
Setiap malam, dihantui oleh suara-suara yang terus menggema
di dalam kepala.
Yang terus bersautan dengan keinginan yang kita punya.
Berisik. Dan, tidak mau berhenti.
Sampai, pagi menjelang, mereka harus beraktivitas seperti
biasa.
Menjelang sore, bukan hanya lelah fisik yang mereka terima.
Sampai malam tiba, semua hal itu terus terulang.
Terus menerus.
Berhari-hari.
Mereka pendam sendiri.
Aku. Kamu. Kalian. Dan, mereka.
Memang sedang berjuang di jalan masing-masing.
Ada yang berjuang untuk masa depannya.
Ada yang berjuang untuk karirnya.
Ada yang berjuang menyembuhkan traumanya.
Ada yang berjuang menyembuhkan lukanya.
Ada yang berjuang untuk terus dapat hidup.
Jika kamu bertanya,”Apa keinginan terbesar saat ini?”
“Alive.”
Dan, terimakasih kamu.
Yang sudah berada di sana di setiap harinya.
Di saat rapuh dalam hidupnya.
Di saat tawanya tergantikan airmata.
Di saat lelah dan butuh tempat bersandar.
Terimakasih.
Untuk tidak pernah lelah.
Terimakasih sudah mengerti.
Terimakasih sudah berjuang bersama.
Karenamu, aku bisa melalui malam panjang yang menyakitkan.
Dan, tahu ‘kah kamu, sebuah pelukkan dapat menyembuhkan.
Sebuah dukungan dapat menguatkan.
Sebuah ketulusan dapat menghidupkan.
1 comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete