Move on / Stuck on?
Seringkali perpisahan menjadi hal yang menyakitkan. Namun,
tak menampik kadang itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Meski kadang,
bukan itu keputusan yang ingin dilakukan. Melainkan, sebuah keharusan.
Melihat sang mantan berjalan bersama yang lain, ada rasa tak
rela. Ada rasa iri di sana. Ada rasa ingin membandingkan antara dia dan kalian
sebagai mantan.
Sah-sah saja jika kalian merindukan seseorang yang pernah
mengisi hidup kalian. Namun, saat kalian mulai membandingkan,”Apa dia sama
pacarnya kayak gini juga, ya. Kayak gue sama dia, gitu.” Atau,”Gue sama dia
pernah diginiin. Dia sama pacarnya kayak gitu juga gak, ya?” itu salah.
Kalian boleh merindukan dia, namun tidak boleh membandingkan
masa lalunya dengan orang yang sedang bersamanya sekarang.
Masa lalu seharusnya memang terkubur di dalam relung jiwa,
saat kalian tak ingin lagi menyentuhnya. Masa lalu seharusnya hanya ada di
dasar, saat kalian tak ingin lagi menoleh padanya. Namun, jika di saat yang sama
kalian masih ingin kembali saat dia sendiri, itu adalah keputusan soal hati. Yang
tak semua orang akan mengerti.
Tapi, jangan sekali-kali mengganggu dia yang sudah
berpasangan. Karena, karma akan selalu datang dengan menyakitkan.
Seseorang pernah berkata,”Ngapain balikan? Sama aja kayak
baca buku berulang, tapi udah tau endingnya gimana.”
“Ngapain balikan kalo dianya aja nyakitin?”
Sekarang, dibalik,”Ngapain masih berharap, kalo logika
kalian menolak memberi kesempatan pada perasaan? Kalian mau memperjuangkan
logika atau perasaan?”
Ini soal perasaan. Bukan, logika yang bisa kamu jelaskan dan
membutuhkan alasan.
Gengsi seringkali jadi alasan penghalang, saat rasa terus
berjalan, namun logika menahan. Hanya menjadikan hubungan lama, menjadi sebuah
kenangan tanpa kepastian.
Kita perlu untuk berani, berani mengungkapkan apa yang kita
rasakan. Walau kadang, isi hati dan otak tak sejalan.
Beberapa orang pernah datang lalu bercerita tentang mereka
yang merindukan sang mantan. Lalu, aku jawab,”Dia atau lo udah ada pasangan
belum? Kalo masing-masing belum, ungkapkan. Kalo salah satu udah, jangan
dilakukan.”
Gue tau, selalu ada banyak drama dan alasan dibalik sebuah
keputusan. Dan, semua keputusan yang diambil bukanlah sebuah keputusan mudah.
Jangan menyentuh masa lalu, jika kamu tidak berniat kembali.
Jangan membuka luka, jika tidak berniat untuk memperbaiki.
Karena, seringkali kenangan terasa menyesakkan karena ulah
kita sendiri. Mengingat kembali dia, yang sudah memiliki orang lain. Mengingat kembali
dia, yang pergi jauh karena kamu sendiri. Mengingat kembali dia, saat kamu atau
dia sudah tak berniat kembali.
Jadi, tulisan ini ditujukan untuk Amelia yang request buat nulis tentang ini. Semoga
karena ini, gue gak ditampol sama mamang hydrant.
Makasih, loh.
Kalian punya pesan dari Author
galau yang dari dulu selalu jadi penampung keresahaan perasaan warga:
Jangan mengambil keputusan saat marah. Karena, yang kamu utarakan hanyalah amarah.
Yang bisa membawamu pada sebuah penyesalan yang tak dapat dikembalikan.
1 comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete