Semesta, 2019
Pagi di satu Januari, di tempatku.
Angin
berhembus kencang.
Matahari
terlihat malu-malu.
Dan,
pagi itu terasa amat dingin.
Entah
pertanda apa.
Semesta
sedang rindu.
Atau,
memang Semesta tengah sendu.
Semesta mengirimkan sinyalnya, melalui gejala alam
yang kita terima.
Namun, banyak orang yang tidak peka.
Ketika Semesta terluka.
Atau, ketika Semesta menangis menahan pilu.
Yang mereka tau, selagi Semesta masih bisa menopang kita.
Maka, Semesta tetap baik-baik saja.
Ada sinyal yang tidak bisa kita tangkap dari Semesta.
Sulit untuk dibaca.
Sulit untuk diterka.
Sebelum tanggal satu, Semesta seolah mengeluarkan amarahnya.
Menciptakan satu hari di mana banyak orang berduka.
Manusia pun terluka.
Semesta tidak sedang baik-baik saja.
Bisa jadi, Semesta sedang merindukan kepedulian kita.
Saat ini, di bawah langit nan biru dan di kelilingi
gedung-gedung yang memancar tinggi, aku menatap Semesta.
Tidak tau ia akan menyampaikan apa.
Dan, tidak tau ia berkata apa.
Yang ku tau, Semesta tengah terluka.
Ketenangan bukan salah satu pertanda baik-baik saja.
Bisa saja ketenangan adalah karena muaknya akan rasa kecewa
yang ia terima.
Tergores, teriris, dan terabaikan.
Deretan luka kecil yang selalu kita lupakan.
Sering kali kita tidak pernah menyadari apa yang telah kita
lakukan.
Menyakiti hati orang lain lewat ucapan maupun tindakan.
Sudah dianggap biasa dan dibalas,”Baperan.”
Kata ‘maaf’ pun diabaikan.
Begitu angkuhnya manusia, sampai ia lupa bahwa Semesta
selalu mendengarkan do’a orang-orang yang terluka.
Begitu angkuhnya kita, hingga lupa, Semesta masih mampu
mendengarkan kebencian yang kita simpan, meski di dalam relung jiwa terdalam.
Saat semesta sedang bahagia.
Bisa jadi ia menyampaikannya pada sang Pencipta.
Untuk membuat kita juga bahagia.
Saat semesta sedang terluka.
Bisa jadi ia mengadu pada sang Pencipta.
Untuk menumpahkan amarahnya.
Entah nanti, esok, atau lusa.
Semoga Semesta tetap baik-baik saja.
Menyimpan lukanya.
Melihat manusia berjalan dengan keangkuhannya.
Entah nanti, esok, atau lusa.
Semoga Semesta masih dapat tertawa.
Membuat dunia kembali berwarna.
Entah nanti, esok, atau lusa.
Semoga kita dan Semesta, tetap berjalan di jalan yang sama.
Semoga di tahun ini, Semesta berpihak pada kita.
Berjalan beriringan bersama Semesta demi mencapai tujuan
yang sudah direncanakan.
Terimakasih, Semesta.
J a k a r t a, 3 Januari 2019.
currently mood: gloomy
#listeningto: Heaven - Julia Michaels
1 comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete