Rab Ne Bana Di Jodi (Jodoh yang ditetapkan Tuhan)
Dalam hidup, ada hubungan yang dibentuk oleh kita sendiri. Ada
juga yang ditentukan oleh Tuhan secara langsung.
Sebelum kita bertemu dengan orang yang tepat,
kita akan dipertemukan dengan orang yang salah terlebih dahulu. Namun, dibeberapa
kondisi, ada pasangan yang memang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk bertemu
langsung dengan orang yang tepat.
Maka, itulah yang dinamakan Rab Ne Bana di jodi (Jodoh yang ditetapkan oleh Tuhan).
Rab ne bana di jodi
sendiri adalah sebuah judul film [Based
on true story] India yang berhasil bikin gue nangis setiap kali nonton
meski udah berulang-ulang.
Shakh Rukh Khan sebagai
Suri / Raj & Anushka Sharma sebagai
Taani.
Film yang mengajarkan bahwa, cinta sejati itu benar ada.
Film yang memberikan pesan, bahwa; cinta berarti memberi
tanpa mengharapkan kembali. Cinta yang selalu mengutamakan dia. Cinta yang mau
berbuat hal yang bisa bikin pasangan kita bahagia, meski pun itu adalah hal
terkonyol sekalipun.
Dan, ketika lo udah bener-bener berada dititik terendah: disaat lo udah pasrah dan
menyerah dengan segala takdir, disaat lo gak percaya lagi dengan adanya
harapan, dan disaat lo gak yakin untuk bisa kembali mencintai orang lain. Disaat
itulah Tuhan mengirimkan orang yang tepat untuk memperbaiki itu semua.
Hanya saja, kita gak pernah menyadari kehadiran orang
tersebut.
Kadang, luka bisa membuat kita buta. Tidak peka untuk
melihat bahwa Tuhan sedang memperbaiki takdir kita.
Kita terlalu marah, untuk suatu hal yang fana. Dan, kita
lupa, bahwa Tuhan adalah Yang Maha Membolak-balikkan Hati manusia.
Pada-Nya lah semua rasa bergantung.
Sekuat itulah cinta, luka, dan amarah, yang bisa membuat
manusia terlena.
Atau, mungkin, kamu terlalu sibuk untuk mencari sosok yang
lain yang menurutmu lebih tepat. Tanpa kamu sadari, persis di samping kamu ada
orang yang bahkan sedang berjuang untuk selalu membahagiakanmu.
Bahkan, gue pun pernah berada dititik dimana gue ngerasa;
Kenapa Tuhan, kebaikan gue bahkan gak pernah terbalas satu pun? Disaat gue yang
selalu berjuang untuk ngebahagiain orang lain, tapi semua perjuangan itu
berakhir sia-sia. Segitunya gue gak pantes bahagia?
Hari itu, gue marah dengan diri gue sendiri.
Gue terlalu marah, sampe gue bahkan gak menyadari bahwa
Tuhan mengirimkan orang untuk memperbaiki itu semua di hidup gue.
Sejak saat itu, sejak gue menyadari hal itu, gue berhenti
bertanya ‘Kenapa?’, tapi gue mulai berkata “Terimakasih Tuhan, untuk semua
pelajarannya. Tanpa itu, gue gak akan berdiri dititik ini sekarang.”
Dan, titik terapuh seseorang bukanlah saat ia menangis dan
menarik dirinya untuk sendiri. Tapi, saat ia bersikap seolah baik-baik aja,
padahal ia sedang berjuang untuk melawan rasa sakitnya.
Memang, kadang, hidup terasa amat menyakitkan. Tapi,
diantara rasa menyakitkan itu, Tuhan ingin kita bersyukur dan mengingat-Nya.
Bahwa, Tuhan sedang menyelamatkan hidupmu. Tuhan sedang
menguatkanmu.
Jika saat ini kamu sedang merasa marah dan terluka, ketahuilah:
saat ini, detik ini, Tuhan sedang merencanakan hal indah untuk semua rasa
sakitmu. Kamu hanya perlu untuk bersabar.
Last but not least,
ada dialog antara Raj alias Suri dan
Taani yang selalu gue pikirkan sampe sekarang:
Taani : “Cintamu tak terbalas dan kamu masih
bisa tertawa? Bagaimana bisa kau mencintaiku tanpa mengharapkan balasan? Kau
tidak merasakan sakit dalam cinta?”
Raj
: “Sakit? Cinta itu karunia dari Tuhan, jadi tidak mungkin ada sakit dalam
cinta, dan tentang mengharap balasan dalam cinta, cinta tidak mesti terbalas.
Begini, aku mencintaimu karena aku melihat Tuhan dalam dirimu. Aku bisa saja
meninggalkanmu, tapi bagaimana bisa aku meninggalkan Tuhan? Sesederhana itu.”
“Kita adalah insan.
Saling mengais harapan.
Walau kadang dicampakkan.
Dan, waktu selalu mempertemukan.
Diberbagai kesempatan.
Dan, berbagai alasan.
Tapi, sekali lagi, kita hanyalah insan.
Tetap Tuhan yang menentukan.”
Saling mengais harapan.
Walau kadang dicampakkan.
Dan, waktu selalu mempertemukan.
Diberbagai kesempatan.
Dan, berbagai alasan.
Tapi, sekali lagi, kita hanyalah insan.
Tetap Tuhan yang menentukan.”
“Menyerahkan
segala perasaan. Pada Dia, penguasa rasa di atas segalanya. Adalah
hal terbaik. ”
Love, Me.
xx.
0 comments