Rab Ne Bana Di Jodi (Jodoh yang ditetapkan Tuhan)

by - 7:12 PM





Dalam hidup, ada hubungan yang dibentuk oleh kita sendiri. Ada juga yang ditentukan oleh Tuhan secara langsung.

Sebelum kita bertemu dengan orang yang tepat, kita akan dipertemukan dengan orang yang salah terlebih dahulu. Namun, dibeberapa kondisi, ada pasangan yang memang sudah ditentukan oleh Tuhan untuk bertemu langsung dengan orang yang tepat.

Maka, itulah yang dinamakan Rab Ne Bana di jodi (Jodoh yang ditetapkan oleh Tuhan).

Rab ne bana di jodi sendiri adalah sebuah judul film [Based on true story] India yang berhasil bikin gue nangis setiap kali nonton meski udah berulang-ulang.

Shakh Rukh Khan sebagai Suri / Raj & Anushka Sharma sebagai Taani.

Pernah kebayang, disaat besok adalah hari H pernikahan lo, tapi tiba-tiba kejadian yang tidak diinginkan terjadi sama pasangan lo. Tapi, lo harus tetap melanjutkan pernikahan. Maka, lo dijodohkan sama orang yang; gak pernah lo kenal sebelumnya? Ini kisah Suri dan Taani.

Film yang mengajarkan bahwa, cinta sejati itu benar ada.

Film yang memberikan pesan, bahwa; cinta berarti memberi tanpa mengharapkan kembali. Cinta yang selalu mengutamakan dia. Cinta yang mau berbuat hal yang bisa bikin pasangan kita bahagia, meski pun itu adalah hal terkonyol sekalipun.

Dan, ketika lo udah bener-bener berada dititik terendah: disaat lo udah pasrah dan menyerah dengan segala takdir, disaat lo gak percaya lagi dengan adanya harapan, dan disaat lo gak yakin untuk bisa kembali mencintai orang lain. Disaat itulah Tuhan mengirimkan orang yang tepat untuk memperbaiki itu semua.

Hanya saja, kita gak pernah menyadari kehadiran orang tersebut.

Kadang, luka bisa membuat kita buta. Tidak peka untuk melihat bahwa Tuhan sedang memperbaiki takdir kita.

Kita terlalu marah, untuk suatu hal yang fana. Dan, kita lupa, bahwa Tuhan adalah Yang Maha Membolak-balikkan Hati manusia.

Pada-Nya lah semua rasa bergantung.

Sekuat itulah cinta, luka, dan amarah, yang bisa membuat manusia terlena.

Atau, mungkin, kamu terlalu sibuk untuk mencari sosok yang lain yang menurutmu lebih tepat. Tanpa kamu sadari, persis di samping kamu ada orang yang bahkan sedang berjuang untuk selalu membahagiakanmu.

Bahkan, gue pun pernah berada dititik dimana gue ngerasa; Kenapa Tuhan, kebaikan gue bahkan gak pernah terbalas satu pun? Disaat gue yang selalu berjuang untuk ngebahagiain orang lain, tapi semua perjuangan itu berakhir sia-sia. Segitunya gue gak pantes bahagia?

Hari itu, gue marah dengan diri gue sendiri.

Gue terlalu marah, sampe gue bahkan gak menyadari bahwa Tuhan mengirimkan orang untuk memperbaiki itu semua di hidup gue.

Sejak saat itu, sejak gue menyadari hal itu, gue berhenti bertanya ‘Kenapa?’, tapi gue mulai berkata “Terimakasih Tuhan, untuk semua pelajarannya. Tanpa itu, gue gak akan berdiri dititik ini sekarang.”

Dan, titik terapuh seseorang bukanlah saat ia menangis dan menarik dirinya untuk sendiri. Tapi, saat ia bersikap seolah baik-baik aja, padahal ia sedang berjuang untuk melawan rasa sakitnya.

Memang, kadang, hidup terasa amat menyakitkan. Tapi, diantara rasa menyakitkan itu, Tuhan ingin kita bersyukur dan mengingat-Nya.

Bahwa, Tuhan sedang menyelamatkan hidupmu. Tuhan sedang menguatkanmu.

Jika saat ini kamu sedang merasa marah dan terluka, ketahuilah: saat ini, detik ini, Tuhan sedang merencanakan hal indah untuk semua rasa sakitmu. Kamu hanya perlu untuk bersabar.

Last but not least, ada dialog antara Raj alias Suri dan Taani yang selalu gue pikirkan sampe sekarang:

Taani        : “Cintamu tak terbalas dan kamu masih bisa tertawa? Bagaimana bisa kau mencintaiku tanpa mengharapkan balasan? Kau tidak merasakan sakit dalam cinta?”

Raj          : “Sakit? Cinta itu karunia dari Tuhan, jadi tidak mungkin ada sakit dalam cinta, dan tentang mengharap balasan dalam cinta, cinta tidak mesti terbalas. Begini, aku mencintaimu karena aku melihat Tuhan dalam dirimu. Aku bisa saja meninggalkanmu, tapi bagaimana bisa aku meninggalkan Tuhan? Sesederhana itu.”


Kita adalah insan.
Saling mengais harapan.
Walau kadang dicampakkan.
Dan, waktu selalu mempertemukan.
Diberbagai kesempatan.
Dan, berbagai alasan.
Tapi, sekali lagi, kita hanyalah insan.
Tetap Tuhan yang menentukan.


Menyerahkan segala perasaan. Pada Dia, penguasa rasa di atas segalanya. Adalah hal terbaik.


Love, Me.

xx.

You May Also Like

0 comments