Naik Gunung; hobi atau sekedar latah?

by - 8:01 PM





Gunung. Sebuah pemandangan alam yang luar biasa dari sang pencipta. Sebuah keindahan maha abadi dari alam dan untuk alam. Tapi, jika seandainya gunung yang ada adalah jenis gunung merapi, masih akankah kalian nanjak ke puncak gunung untuk menikmati keindahan alam-Nya?

Kali ini gue bakal bahas soal, para pendaki gunung; beneran, atau latahan.

Makin kesini, naik ke atas puncak gunung bukan lagi hal yang tabu. Udah semakin banyak anak-anak muda dan non muda yang beralih menjadi pecinta alam dadakan.

Entah apa yang mendasari mereka berpindah haluan menjadi pendaki. Hanya sekedar penasarankah, memang passion-nya kah, atau hanya latah melihat yang lain. Entahlah..

Gue gak pernah kepengenan kayak mereka yang banyak selfie di atas puncak gunung dan memamerkannya di social media. Gue cuma jadi bingung aja, sebenernya apa niat mereka naik gunung.

Gue sama sekali gak tertarik sama berbagai macam hal yang lagi booming dikalangan anak muda jaman sekarang. Misalnya; foto selfie diatas puncak gunung, nulis nama dikertas diatas gunung, or whatever.

Karena memang dari dasarnya gue bukan pendaki. Gue lebih menyukai lautan. Meski begitu gue gak pernah mempermasalahkan mereka yang hobi mendaki. Setiap orang punya hobinya masing-masing. Bukan seperti ‘mereka’; anak-anak muda yang latah karena trend jaman untuk ikutan naik gunung.

Bukan rahasia umum lagi, kalau sekarang di jalan track pendakian banyak sampah berserakan akibat ulah para pendaki gunung yang tidak bertanggung jawab.

Buat gue, mendaki gunung merupakan sebuah keberanian yang besar. Dibutuhkan tekad yang kuat untuk sampai ke atas puncak melewati segala lembah rintangan. Dan, mental yang kuat; gak cengeng!

Naik gunung bukan untuk mereka; yang hanya sekedar untuk memamerkan selfienya di social media, mengikuti jaman, dan hanya untuk dibilang keren. Bukan juga untuk mereka yang bermental lemah!

Ketika kalian memutuskan untuk menjadi pendaki, bukan hanya mental yang dipersiapkan. Tapi, juga fisik yang prima. Naik gunung bukan hanya tentang selfie dan pemandangan. Juga tentang bagaimana kita dapat menaklukan setiap rintangan, dan tetap menjaga kebersihan lingkungan. Bukan malah meninggalkan banyak sampah dan pergi begitu saja tanpa dosa.

Jadi seorang pendaki. Menurut gue, lo bukan cuma sekedar naik dan berhasil sampai puncak. Tapi, juga harus punya jiwa pecinta alam yang luar biasa. Bagaimana tidak, seorang pendaki adalah seorang yang paling dekat dengan alam. Yang berarti, dia harus benar-benar tahu bagaimana cara merawat alam dengan baik. Bukan malah merusaknya.

Naik gunung itu keren!

Hmmm, iya setuju sih. Tapi, buat gue kalimat diatas hanya berlaku untuk mereka yang benar-benar memiliki jiwa sebagai seorang pendaki. Ingat! Hanya untuk mereka yang benar-benar jiwa pendaki. Bukan, untuk mereka yang latah kanan kiri terus selfie.

Puncak gunung, bukan soal selfie dan pamer di social media. Tapi, itu tentang diri kita dan tempat yang lebih dekat dengan Sang Pencipta. Seharusnya, kalian merenungi, hal baik apa yang sudah kalian lakukan untuk alam, untuk menjaga alam. Setelah keindahan yang maha luar biasa indahnya kalian lihat. Bak sedang tinggal di negeri diatas awan. Hamparan pohon yang hijau. Indahnya sunset bahkan sunrise. Tidak cukupkah semua keindahan itu untuk kalian jadikan renungan?

Gue gak pernah iri sama mereka yang bisa selfie diatas puncak gunung, karena dari dasarnya memang bukan pecinta gunung. Tapi, gue kadang miris melihat anak-anak muda sekarang banyak yang naik gunung Cuma sekedar “latahan”. Beruntung bagi para pendaki amatiran kayak gitu bisa sampai diatas puncak. Kalau hilang ditengah jalan, atau dehidrasi? Siapa yang harus dipersalahkan?

Well, gue memang bukan pecinta alam. Tapi, seenggaknya gue gak pernah kepikiran hanya untuk ikut-ikutan dan malah merusak alam yang sudah ada. Gue Cuma mau pesen sama kalian yang jadi pendaki gunung ‘dadakan’, cintai lingkungan rumah lo dulu, baru lo bisa cintai alam ini. Jangan jadi merusak alam, kalau hanya sekedar pengen dibilang keren. Karena, yang hanya selalu ikut-ikutan, biasanya tidak akan bertahan lama.


Last, but not least.

Jangan ngakunya doang dong pecinta alam, pendaki gunung. Tapi, buang sampah aja masih sembarangan. Malu ama alam!


Thankyou untuk Dwi Nanoki yang sudah meminjamkan fotonya untuk keperluan blog gue xD. Arigatou, Swifties!




puncak gunung aja bisa ditaklukin dalam beberapa hari, masa hati dia yang lebarnya gak sampe semeter aja harus bertahun-tahun naklukin. malu ah sama rumput yang bergoyang. xD



You May Also Like

2 comments

  1. oh..oh .. thanks Nika sudah mewakili rasa gundah gulanaku dengan tulisanmu xD.
    Sampah memang jadi permasalahan utamanya, karena memang lebih banyak populasi mereka yang ngakunya pecinta alam tapi cuma pencitraan doang, alias cuma di sosmed. Kalau soal ikut-ikutan sih gak apa-apa asal bertanggung jawab atas diri sendiri dan lingkungan, yang penting safety first dan bawa turun sampah.
    Gue memang ikut-kutan sih, tapi semoga bukan hanya ikutan trend, dan semoga cinta alamnya gak hanya pencitraan semata. Amin.
    Btw, paragraf terakhir kok ngeselin ya.. hahaha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap. yang penting jadilah pendaki gunung yang bertanggung jawab. jangan cuma mau menikmati indahnya alam aja tapi gak mau menjaganya.

      haha, jangan cuma gunung aja nanoki yang ditaklukin xD

      selamat mendaki untuk pendakian yang selanjutnya!

      Delete