MOS, ajang untuk balas dendam senior?

by - 9:17 PM



Hallo… adik-adik kelas.
Selamat memasuki tahun ajaran baru bagi yang baru masuk SMP, SMA, maupun kuliah.

Setiap ada tahun ajaran baru, it’s mean ada sebuah ‘tradisi’ yang selalu menyita perhatian berbagai kalangan.

Masa Orientasi Siswa a.k.a MOS.

Sebenarnya apa sih arti dari MOS itu sendiri?

Menurut sumber yang gue percaya alias Mbah Gugel, MOS itu adalah sebuah kegiatan untuk membantu para siswa/I baru agar mengenal lingkungan sekolahnya dengan baik.

Itu artian secara formalnya. Sedangkan, untuk artian dalam realitanya saat ini adalah:
1.       Ajang balas dendam senior?
2.       Ajang eksis sebagai senior?
3.       Kegiatan yang mengajarkan segala tindakan Pembullyan, penindasan dari senior ke calon para juniornya?
4.       Atau, kegiatan yang mengatasnamakan dengan tujuan agar melatih mental siswa (?)

Unik sih kalau kegiatan MOS membuat anak-anak jadi lebih kreatif, seperti membuat tas dari kardus atau kain, dsb.

Tapi, apakah fungsinya masih tetap sama jika, mereka, para ‘senior’ membuat anak didiknya menjadi malu di depan umum? Seperti menyuruh merubah penampilan mereka dengan tampilan yang aneh-aneh, atau berbicara dengan nada keras alias membentak agar terlihat cool, atau berjalan lenggak-lenggok dan bersikap bak seorang boss a.k.a bossy?

Mungkin kegiatan MOS itu tidaklah salah, karena tujuannya yang sebenarnya adalah mengenalkan lingkungan sekolah pada calon peserta didik baru.
Tapi, seiring berlalunya jaman. Kegiatan MOS ini semakin tidak wajar. Seperti, menjadikan MOS ini sebagai kegiatan yang lebih banyak mengajarkan kekerasan atau penindasan senior terhadap para juniornya. Akhirnya, kegiatan MOS menjadi sebuah momok yang menakutkan bagi mereka yang akan menjadi siswa baru di sekolahnya.

Senioritas…

Masih perlukah adanya senioritas di kalangan pelajar?

Gue rasa itu benar-benar tidak diperlukan. Untuk apa? Untuk membedakan mana yang senior dan yang junior? Untuk memberitahu siapa yang paling berhak berkuasa? Atau untuk melakukan penindasan seenaknya dan pembullyan bagi siswa lain yang dianggap lemah dan tidak bisa apa-apa?

Dan, bukti bahwa kegiatan MOS ini sudah sangat menyimpang dari substansinya adalah:

Kasus MOS yang memakan korban jiwa, pada Tahun:

2009, Roy Aditya Perkasa, siswa SMA Negeri di Surabaya tewas setelah mengikuti MOS di sekolahnya.

2011, Amanda, siswi SMA Negeri di Ciputat – Tangerang Selatan, meninggal dunia ketika mengikuti MOS. Karena ia tak lengkap membawa atribut, lalu dihukum berjemur di tengah lapangan.

Dan masih banyak lagi beberapa kasus MOS ini memakan korban jiwa.

Lantas, jika sudah begini, siapa yang akan saling menyalahkan?

Gue pun pernah merasakan di MOS. Alhasil, yang gue dapet, bukan sebuah pembelajaran berarti. Melainkan hanya sebuah kegiatan yang memperlihatkan garangnya senior yang harus untuk dihormati.


At the end, sebenarnya apa arti MOS untuk kalian? Masih perlukah MOS diadakan? Masih pantaskah mereka yang merasa senior menghakimi mereka yang lemah? Masih haruskan pembullyan terjadi?

Stop pembullyan & tindak kekerasan dikalangan pelajar!

Tertuju untuk; mereka yang merasa senior.
Tembusan untuk; mantan senior kelas gue yang pernah nge-MOS gue.
Dari; mantan adik kelas mu.



Saat ini ada beberapa netizen yang pro & kontra menanggapi soal kegiatan MOS ini.






You May Also Like

2 comments