Lucky ...

by - 4:47 PM




Hey kamu, iya kamu. Orang yang selama ini aku tunggu. Orang yang selama ini aku pandang dari kejauhan. Orang yang selama ini hanya ku idam-idamkan dalam mimpi.

Kini kamu berada tepat di hadapanku. Kamu berada tepat di depan mataku. Kini aku dapat melihatmu lebih dekat. Meski hatiku terus berkecamuk menebak-nebak perasaanmu kepadaku.

Apa mungkin kamu juga memiliki perasaan yang sama denganku? 

Bertahun-tahun aku simpan perasaan ini dengan baik. Hingga kamu tidak menyadari, bahwa sampai detik ini perasaanku tidak pernah berubah.

Kamu, dengan tatapanmu yang dingin terus memainkan gadget milikmu. Aku senang memandangimu walau kamu sibuk dengan urusanmu sendiri.

"Kamu, mau makan? Yuk, makan dulu!", ucapmu membuyarkan tatapanku kepadamu.

"Hah? Oh kamu mau makan? Yaudah yuk!", jawabku singkat dengan sedikit gugup.

Tanpa banyak berkata, kamu segera berdiri dan menggandeng tanganku.

Semilir angin di pantai kala itu membuatku semakin nyaman berada di dekatmu. Kamu, dengan segala perhatianmu kala itu. Kamu, dengan segala senyummu yang membuatku bahagia dapat bersamamu.

Ah, aku tak ingin semua ini berakhir begitu saja ya Tuhan!

Kedekatan kita waktu itu, sudah lebih dari cukup untuk membuatku bahagia. Ya, kita memang telah berteman lama sejak sekolah dulu. Namun, baru kali ini aku merasakan kita sedekat ini. Sangat amat dekat! 

"Ca, jalan-jalan yuk!", dan lagi ucapannya selalu membuatku tersontak kaget.

"Mau jalan kemana, tra?", aku hanya menjawab singkat

"Ya jalan-jalan aja pinggir pantai. Masa udah sampe pantai gak jalan-jalan sih."

"Kita berdua aja?", tanyaku heran

"Iya kita berdua aja. Mau gak sih? Nanya mulu", ujarmu sedikit kesal

Tanpa banyak berkata lagi, aku mengikutimu dari belakang. Udara sore saat itu, sejuk. Lebih teramat sejuk saat aku dapat bersamamu sedekat ini. Dapat menatapmu lebih dekat.

"Tra, fotoin dong. Tapi pantainya harus keliatan ya!", ujarku

"Iya, yaudah diri sana."

Aku berdiri tidak begitu dekat dengan ombak. Aku berpose dengan santainya dan kamu masih saja terus mengambil gambarku.

"Cape ah. Jalan lagi aja yuk", ujarmu

"Dih, dia mah begitu. Masa gue minta fotoin aja cape sih", ujarku dengan nada sedikit kesal

"Bukan cape fotoin kamunya, tapi cape aja masa tempatnya disini-sini aja", jawabmu meledek dan dengan tangan merangkul pundaku

Aku terdiam. Tidak dapat ku ungkapkan senangnya aku saat kamu rangkul seperti itu.

'Yuk!", ujarmu yang kemudian menarik tanganku

Sore itu, ditemani angin pantai yang sejuk. Kita berbagi canda. Tidak sesekali kamu merangkulku, atau berdiri sangat amat dekat didepanku.

Dan lagi... Keadaan ini membuat hatiku terus berkecamuk. Aku takut. Aku takut kalau kebahagiaan yang aku rasakan akan segera menghilang bak ditelan ombak.

________________________________________________________________________________

Aku menghela nafas panjang, pertanda aku lelah.

"Kamu kenapa?", tanyamu.

"Nggak kok. Gak apa-apa. Cuma cape aja", jawabku lesu dan kemudianku sandarkan kepalaku dipundakmu.

Kamu menoleh kepadaku, dan menatapku lama..
Ku bangunkan kepalaku dan berkata,"Kenapa? Kok ngeliatinnya kayak gitu?."

Kamu menjawabnya dengan tersenyum,"Nggak kok, gak apa-apa."

Kembali ku sandarkan kepalaku dipundakmu. "Ngantuk nih.", ujarku

"Yaudah nanti di bis tidur aja ya", ucapmu dengan mengusap kepalaku perlahan

Kita banyak menghabiskan waktu bersama waktu itu. Aku benar-benar tidak ingin hari berganti. Aku ingin tetap berada didekatmu sedekat ini. Tanpa jarak, tanpa dibatasi apapun diantara kita.

________________________________________________________________________________

Hingga akhrinya tiba saatnya pulang, entah apa yang ku rasakan. Tapi aku takut kalau aku tidak bisa lagi berada dekat denganmu.

"Katanya mau tidur. Sini senderan aja", ujarmu

Aku terdiam. Terus memandang arah jendela. Gelap. Menunjukan sang matahari telah kembali ke singgasananya. Dan perlahan, mataku terasa amat sangat berat.

Sampai akhirnya ku sandarkan kepalaku di pundakmu. Aku tertidur. Sangat lelap. Namun, aku masih bisa merasakan beberapa kali tanganmu menyentuh wajahku dan mengusap kepalaku. Aku hanya tersenyum namun tetap dalam posisi ku dipundakmu.

Nyaman sekali. Bahkan akupun tidak ingin terbangun dari tidurku. Aku ingin terus bersandar kepadamu. Tidak peduli seberapa lamapun itu.

"Ini udah sampe mana sih?", tanyaku

"Nggak tau. Ya pokoknya belum sampe deh", jawabmu dengan nada bercanda

Sesekali, diam-diam ku pandangi wajahmu. Dan tersenyum sendiri melihatmu.

Apa ini yang namanya suka? Kenapa aku ingin selalu berada didekatmu?

________________________________________________________________________________


"Woy, bangun-bangun. Udah sampe nih!", teriak salah satu temanmu 

Aku bergegas turun. Dengan sejuta harapan, semoga Tuhan masih mau memberikanku kesempatan untuk bersamamu lagi.

"Tra, udah malem. Yuk cepet anterin pulang!."

________________________________________________________________________________

"Tra, makasih ya udah dianterin", ujarku

"Iya sama-sama, ca. Yaudah aku pulang ya."

"Yaudah hati-hati."

Ingin rasanya aku memelukmu. Pertanda bahwa aku tidak ingin jauh darimu. Tapi... Ah, Sudahlah. Kamu bukan milikku. Dan tidak akan terjadi.

________________________________________________________________________________

Terimakasih sudah memberikan hari yang indah walau dalam waktu yang singkat.
Terimakasih sudah memberiku kesempatan untuk lebih dekat denganmu.
Terimakasih untuk waktunya hari ini.
Aku sayang kamu. Cukup walau hanya aku yang tau! 
Telah ku simpan perasaan ini lama sekali. Mungkin kamu tidak akan tau kalau aku menunggumu selama ini.
Perasaan yang ku simpan dengan harapan kelak kamu akan jadi milikku.
Hatiku terus berkecamuk mengingatmu. Apa mungkin kamu pernah memiliki rasa yang sama denganku?
Dan sekali lagi... Kamu torehkan lagi luka di hatiku. Luka, bahwa kamu tidak akan pernah menjadi milikku. Luka, bahwa kamu tidak akan pernah memiliki rasa yang sama denganku. Luka, karna hanya harapan kosong yang kamu beri untukku.
Sadarkah kamu, bahwa ada orang yang menunggumu? 
Itu aku. Aku dengan semua harapanku kepadamu.
Dan lagi, aku harus mengalah dengan keadaan. Bahwa kamu tidak akan menyayangiku seperti aku menyayangimu. 
Ku relakan kamu bahagia dengan siapapun kelak. Asal... Aku bisa terus liat senyum kamu! 
Itu memang menyiksa bahkan menyakitkan. Tapi itu melegakan, karna aku pernah menyayangimu dengan tulus walau kamu tidak pernah tau.


"I’m lucky I’m in love with my best friend. Lucky to have been where I have been. They don’t know how long it takes. Waiting for a love like this"


It's hard to be "just friends" with someone that you're in love with.


Anyer, Banten




You May Also Like

0 comments