#ChitChatNN: Anxiety

by - 2:25 PM



Anxiety disorder adalah salah satu bentuk stres yang dialami baik secara fisik, emosional maupun sudut pandang mereka terhadap lingkungan sekitar. Juga merupakan sebuah gangguan kecemasan yang intens dan berlebihan yang dialami seseorang, dengan frekuensi yang cukup sering, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Atau lebih singkatnya lagi, kecemasan dalam tingkat berlebihan yang bisa berlanjut hingga berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Anxiety disorder sendiri disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa karena faktor genetika, tingkat stres yang tinggi, atau bisa juga trauma pada suatu kejadian tertentu.
Cemas atau takut akan sesuatu yang belum tentu kejadian, misalnya.
Atau, takut tidak diterima dengan baik oleh lingkungan.
Takut kehilangan sesuatu secara berlebihan.
Takut untuk menjalin hubungan karena trauma di masa lalu.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh gejala anxiety lainnya.
Jenis-jenis anxiety disorder itu sendiri pun ada banyak:
-          Obsessive- Compulsive Disorders (OCD)
-          Social Anxiety Disorders
-          Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
-          Spesific Phobias
Tapi, gue gak akan bahas tentang masing-masing dari jenis anxiety itu di sini. Mungkin next time bakal gue bahas di tulisan yang lain.
Gue bakal sedikit cerita tentang salah satu jenis anxiety disorder, yaitu: social anxiety disorder.
Social anxiety disorder atau yang bisa disebut phobia sosial. Sebuah keresahan yang berlebihan yang terjadi dalam lingkungan sosial.

Berbagai macam pengalaman pahit gak cuma akan menyebabkan trauma dalam hidup kita. Bisa jadi, itu akan meninggalkan ‘luka’.

And, yash. Gue pernah kena social anxiety disorder.

Dulu, waktu gue SD, gue pernah jadi korban bullying. Meskipun gak separah dengan yang terjadi sekarang, tapi itu cukup untuk meninggalkan bekas di ingatan gue.

Beberapa tahun lalu pun, gue juga pernah jadi korban bullying. Gue adalah tipe orang yang; gue akan jadi diem kalo lingkungannya gak masuk di gue atau gue gak cocok dengan pemikiran orang-orang sekitar yang terkesan memaksakan kehendak, or can we call it like, toxic?  Tapi, gue adalah tipe orang yang super-duper-bawel dan aktif ketika gue ada di lingkungan yang ‘gue banget’.

Bukan pemilih, cuma gue emang terbiasa hidup dengan lingkungan orang-orang sehat yang: gak saling usik urusan orang lain. Jadi, wajar kalo gue akan memilih untuk diam saat berada di lingkungan orang-orang yang sedikit mengganggu buat gue.

Gak lama, sih, emang kejadiannya. Sekitar 1 tahunan. Cuma, itu cukup membuat gue mengalami gejala social anxiety disorder.

Ngerasa resah tiap kali ada di lingkungan sosial. Takut dikomentarin tentang pakaian. Takut gak bisa nge-treat mereka dengan bener. Takut dengan apapun yang gue lakuin bakal selalu salah di mata orang. Pokoknya, bener-bener takut dijudge.

Gue bener-bener takut waktu itu.

Lalu, di suatu malam yang sunyi hanya dengan berteman headset tanpa lagu di kamar yang pencahayaannya minim. Gue merenung dan berpikir.

Anjay, gak tuh bahasanya. Maaf, kebawa suasana nulis novel. Lolz.

“Gue gak bisa kayak gini terus. Gue gak bisa terus-terusan terpuruk kayak gini. Gue harus fight and grow up.”

Sebuah kalimat sederhana yang membawa gue bisa berada di titik ini. Pelan-pelan, gue mulai grow up dan melawan social anxiety disorder yang gue alamin.

In other case, misal:
Coba deh bayangin, kalo kalian ngebully orang yang fisiknya (maaf) gendut. Dia gak akan pede buat pake baju apapun. Dia akan selalu resah dan takut dikomentarin jelek sama orang.
Nanti kalo pake baju ini, gue bakal makin keliatan gendut gak, ya?”
“Nanti orang-orang bakalan ngatain gue makin gendut gak, ya?”

Dont, baby. Dont do that shit thing! Its cringey.

Membully dengan alasan apapun, jelas tidak diperbolehkan.

Dan, butuh waktu yang gak sebentar untuk meredakan social anxiety disorder.

And, here i am. Kembali jadi Nika yang super berisik dan pecicilan kayak cacing kepanasan. But, yea, its me.

And, im proud to be me.

No matter what the other says, you are still you are.

Kalian adalah apa yang kalian pikirkan.

Kalo lo berpikir lo pecundang, maka diri lo secara otomatis akan terdoktrin menjadi pecundang terus-terusan.

Selain pernah ngalamin social anxiety disorder, tingkat anxiety gue tinggi biasanya karena gue lagi stres parah. But, its normal. I can handle it.

And, here the tips when i fixed my anxiety:
-          Take a deep breath
Beri diri lo sedikit waktu jeda untuk istirahat. Tarik napas lo dan tenangin diri lo sejenak. Simple, worth it to do.
Take a moment to think about all of the things you’ve been through in your life.
-          Says: I can do this
Anxiety sering kali menyerang titik lemah manusia. Rasa tidak percaya diri adalah salah satu titik lemah manusia. Kalo lo gak percaya diri, maka lo gak akan bisa explore apa yang lo bisa di hadapan orang lain.
-          Fight
Rasa cemas, takut, gugup itu akan selalu ada kalo lo gak mau ngelawannya.
You are brave than you believe, stronger than you seem, and smarter than you think.
-          Dont be afraid
Ketakutan adalah penghalang semua rencana manusia. Apapun itu. kalo lo udah takut duluan, maka apapun yang sedang lo rencanakan gak akan jadi kenyataan.
Jangan takut diabaikan. Jangan takut ditolak dunia. Jangan takut bertindak. Jangan takut bahwa orang lain akan berkomentar buruk. Kalo ada yang komen jelek, anggep aja dia lagi ngefans sama lo. Thats why you are their attention.
-          Stop negativity
Keluar dari toxic zone circle. Dan, berhenti memikirkan segala hal buruk tentang diri lo sendiri. You are amazing with your own way.
-          All situations are temporary
Segala situasi buruk yang lo hadapi saat ini hanya bersifat sementara. Jangan takut dan optimis kalo lo bisa mengatasinya.
-          Trust Universe
Percayakan pada semesta keputusan yang lo ambil. Positive thinking dengan segala keputusan yang lo ambil. Bahwa, gak ada yang namanya keputusan yang salah. Mungkin, yang ada hanya keputusan yang tidak sesuai dengan keadaan.

Penyerangan paling fatal menurut gue adalah mental. Kalo fisik yang diserang, mungkin kita masih bisa bertindak cepat. Tapi, kalo mental yang diserang, itu yang bahaya. Menurut gue, ya. Berdasarkan pengalaman.

Ketika mental seseorang diserang, dia gak akan bisa berpikir jernih. Dan, bisa aja dia do something stupid.

Itulah juga kenapa gue paling aware dan concern soal bullying. Karena, bullying itu jahat. Efeknya, bisa bercabang kemana-mana. Bayangin berapa banyak nyawa melayang karena bullying?

Sharing is caring.

Ini cuma sebagian kecil dari berbagai macam peristiwa hebat yang gue jalanin. Buat kalian yang tingkat anxiety lagi tinggi-tingginya, dont worry! If you can accept yourself the way you are, the world will recognize you.

Kita emang gak bisa menyenangkan hati banyak orang. Just make sure that you are happy is enough for everything.

Anyways, kalian bisa baca pengalaman anxiety yang lain di blog Dwi Nanoki. Dont forget to read & spread it. Such a beautiful things if you care each other, xoxo.

You May Also Like

4 comments

  1. Kita emang gak bisa menyenangkan hati banyak orang, tapi dengan berusaha menyenangkan hati orang, hati kita bisa merasa senang, gue gitu, sih, hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaps, kita gak bisa menyenangkan hati banyak orang. Karena, masing-masing orang punya ekspektasinya sendiri-sendiri😁

      Delete
  2. Kita emang gak bisa menyenangkan hati banyak orang, tapi dengan berusaha menyenangkan hati orang, hati kita bisa merasa senang, gue gitu, sih, hehe.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete