#ChitChatNN: Anxiety
Anxiety disorder adalah salah satu
bentuk stres yang dialami baik secara fisik, emosional maupun sudut pandang
mereka terhadap lingkungan sekitar. Juga merupakan sebuah gangguan kecemasan
yang intens dan berlebihan yang dialami seseorang, dengan frekuensi yang cukup
sering, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Atau lebih singkatnya lagi, kecemasan dalam tingkat
berlebihan yang bisa berlanjut hingga berhari-hari atau bahkan
berminggu-minggu.
Anxiety disorder sendiri disebabkan
oleh beberapa faktor. Bisa karena faktor genetika, tingkat stres yang tinggi,
atau bisa juga trauma pada suatu kejadian tertentu.
Cemas atau takut akan sesuatu yang belum tentu
kejadian, misalnya.
Atau, takut tidak diterima dengan baik oleh
lingkungan.
Takut kehilangan sesuatu secara berlebihan.
Takut untuk menjalin hubungan karena trauma di masa
lalu.
Dan masih banyak lagi contoh-contoh gejala anxiety
lainnya.
Jenis-jenis anxiety disorder itu sendiri pun ada
banyak:
-
Obsessive-
Compulsive Disorders (OCD)
-
Social Anxiety
Disorders
-
Post Traumatic
Stress Disorder (PTSD)
-
Spesific Phobias
Tapi, gue gak akan bahas tentang masing-masing dari
jenis anxiety itu di sini. Mungkin next time bakal gue bahas di tulisan yang
lain.
Gue bakal sedikit cerita tentang salah satu jenis
anxiety disorder, yaitu: social anxiety
disorder.
Social anxiety disorder atau yang bisa disebut phobia
sosial. Sebuah keresahan yang berlebihan yang terjadi dalam lingkungan sosial.
Berbagai macam pengalaman pahit gak cuma akan menyebabkan
trauma dalam hidup kita. Bisa jadi, itu akan meninggalkan ‘luka’.
And, yash. Gue pernah kena social anxiety disorder.
Dulu, waktu gue SD, gue pernah jadi korban bullying. Meskipun gak separah dengan
yang terjadi sekarang, tapi itu cukup untuk meninggalkan bekas di ingatan gue.
Beberapa tahun lalu pun, gue juga pernah jadi korban
bullying. Gue adalah tipe orang yang; gue akan jadi diem kalo lingkungannya gak
masuk di gue atau gue gak cocok dengan pemikiran orang-orang sekitar yang
terkesan memaksakan kehendak, or can we
call it like, toxic? Tapi, gue
adalah tipe orang yang super-duper-bawel dan aktif ketika gue ada di lingkungan
yang ‘gue banget’.
Bukan pemilih, cuma gue emang terbiasa hidup dengan
lingkungan orang-orang sehat yang: gak saling usik urusan orang lain. Jadi,
wajar kalo gue akan memilih untuk diam saat berada di lingkungan orang-orang
yang sedikit mengganggu buat gue.
Gak lama, sih, emang kejadiannya. Sekitar 1 tahunan. Cuma,
itu cukup membuat gue mengalami gejala social anxiety disorder.
Ngerasa resah tiap kali ada di lingkungan sosial. Takut
dikomentarin tentang pakaian. Takut gak bisa nge-treat mereka dengan bener. Takut dengan apapun yang gue lakuin
bakal selalu salah di mata orang. Pokoknya, bener-bener takut dijudge.
Gue bener-bener takut waktu itu.
Lalu, di suatu malam yang sunyi hanya dengan berteman headset tanpa lagu di kamar yang
pencahayaannya minim. Gue merenung dan berpikir.
Anjay, gak tuh
bahasanya. Maaf, kebawa suasana nulis novel. Lolz.
“Gue gak bisa kayak gini terus.
Gue gak bisa terus-terusan terpuruk kayak gini. Gue harus fight and grow up.”
Sebuah kalimat sederhana yang membawa gue bisa berada di
titik ini. Pelan-pelan, gue mulai grow up
dan melawan social anxiety disorder yang gue alamin.
In other case,
misal:
Coba deh bayangin, kalo kalian ngebully orang yang fisiknya (maaf) gendut. Dia gak akan pede buat
pake baju apapun. Dia akan selalu resah dan takut dikomentarin jelek sama
orang.
“Nanti kalo pake baju ini, gue bakal makin keliatan gendut gak, ya?”
“Nanti orang-orang bakalan ngatain gue makin gendut gak, ya?”
Dont, baby. Dont do
that shit thing! Its cringey.
Membully dengan
alasan apapun, jelas tidak diperbolehkan.
Dan, butuh waktu
yang gak sebentar untuk meredakan social anxiety disorder.
And, here i am. Kembali jadi Nika yang super berisik dan
pecicilan kayak cacing kepanasan. But, yea, its
me.
And, im proud to be
me.
No matter what the
other says, you are still you are.
Kalian adalah apa yang kalian pikirkan.
Kalo lo berpikir lo pecundang, maka diri lo secara otomatis
akan terdoktrin menjadi pecundang terus-terusan.
Selain pernah ngalamin social
anxiety disorder, tingkat anxiety
gue tinggi biasanya karena gue lagi stres parah. But, its normal. I can handle
it.
And, here the tips
when i fixed my anxiety:
-
Take a
deep breath
Beri diri lo sedikit waktu jeda untuk
istirahat. Tarik napas lo dan tenangin diri lo sejenak. Simple, worth it to do.
Take
a moment to think about all of the things you’ve been through in your life.
-
Says: I
can do this
Anxiety
sering kali menyerang titik lemah manusia. Rasa tidak percaya diri adalah salah
satu titik lemah manusia. Kalo lo gak percaya diri, maka lo gak akan bisa explore apa yang lo bisa di hadapan
orang lain.
-
Fight
Rasa cemas, takut, gugup itu akan selalu
ada kalo lo gak mau ngelawannya.
You
are brave than you believe, stronger than you seem, and smarter than you think.
-
Dont be
afraid
Ketakutan adalah penghalang semua rencana
manusia. Apapun itu. kalo lo udah takut duluan, maka apapun yang sedang lo
rencanakan gak akan jadi kenyataan.
Jangan takut diabaikan. Jangan takut
ditolak dunia. Jangan takut bertindak. Jangan takut bahwa orang lain akan
berkomentar buruk. Kalo ada yang komen jelek, anggep aja dia lagi ngefans sama
lo. Thats why you are their attention.
-
Stop
negativity
Keluar dari toxic zone circle. Dan, berhenti memikirkan segala hal buruk
tentang diri lo sendiri. You are amazing
with your own way.
-
All
situations are temporary
Segala situasi buruk yang lo hadapi saat
ini hanya bersifat sementara. Jangan takut dan optimis kalo lo bisa
mengatasinya.
-
Trust
Universe
Percayakan pada semesta keputusan yang lo
ambil. Positive thinking dengan
segala keputusan yang lo ambil. Bahwa, gak ada yang namanya keputusan yang
salah. Mungkin, yang ada hanya keputusan yang tidak sesuai dengan keadaan.
Penyerangan paling fatal menurut gue adalah mental. Kalo
fisik yang diserang, mungkin kita masih bisa bertindak cepat. Tapi, kalo mental
yang diserang, itu yang bahaya. Menurut gue, ya. Berdasarkan pengalaman.
Ketika mental seseorang diserang, dia gak akan bisa berpikir
jernih. Dan, bisa aja dia do something
stupid.
Itulah juga kenapa gue paling aware dan concern soal bullying. Karena, bullying itu jahat. Efeknya, bisa bercabang kemana-mana. Bayangin
berapa banyak nyawa melayang karena bullying?
Sharing is caring.
Ini cuma sebagian kecil dari berbagai macam peristiwa hebat
yang gue jalanin. Buat kalian yang tingkat anxiety
lagi tinggi-tingginya, dont worry! If you can accept yourself the way you are,
the world will recognize you.
Kita emang gak bisa menyenangkan hati banyak orang. Just make sure that you are happy is enough
for everything.
Anyways, kalian
bisa baca pengalaman anxiety yang
lain di blog Dwi Nanoki. Dont forget to
read & spread it. Such a beautiful things if you care each other, xoxo.
4 comments
Kita emang gak bisa menyenangkan hati banyak orang, tapi dengan berusaha menyenangkan hati orang, hati kita bisa merasa senang, gue gitu, sih, hehe.
ReplyDeleteYaps, kita gak bisa menyenangkan hati banyak orang. Karena, masing-masing orang punya ekspektasinya sendiri-sendiri😁
DeleteKita emang gak bisa menyenangkan hati banyak orang, tapi dengan berusaha menyenangkan hati orang, hati kita bisa merasa senang, gue gitu, sih, hehe.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete