The Giver: Let how your feeling teaching you.
Seklias kelihatannya memang indah jika memiliki dunia
seperti itu. Tidak akan ada keributan, perebutan kekuasaan, dan semua selalu
damai.
Tapi, apakah kalian akan merasa sebahagia itu? Senyaman itu?
Jika semua aktifitas kalian serba dibatasi dan diawasi.
Cerita ini bermula pada 3 orang sahabat yang telah
menghabiskan masa kecilnya bersama-sama. 3 orang itu bernama Jonas, Asher, dan
Fiona. Masa kecil yang mereka habiskan dengan penuh keindahan, kedamaian, tapi
tanpa pernah mengenal apa itu Cinta.
Tepat dihari kelulusan, mereka akan diberi pekerjaan yang
telah ditentukan oleh Petua tertinggi yang mengatur segala aktifitas mereka. Setiap
orang pasti akan mengalami hal ini. Ketakutan yang amat sangat dirasakan oleh
Jonas. Ia merasa kalau dirinya bahkan tak pernah tahu posisi apa yang bisa ia
lakukan.
Tapi, semenjak hari kelulusan itu, semua akan terasa
berbeda. Asher mendapatkan posisi sebagai pilot robot. Fiona mendapatkan posisi
sebagai pengasuh bayi. Dan, Jonas terpilih sebagai “Penerima Kenangan”.
Sejak ia terpilih sebagai “Penerima Kenangan”, Jonas
diharuskan berlatih pada pendahulunya yang disebut The Giver (Sang Pemberi).
The Giver memberikan banyak memori yang tak terduga pada Jonas. The giver
memberikan hal-hal baru yang Jonas sendiri bahkan tidak pernah merasakannya. Rasa
sakit, ketakutan, bahkan Cinta.
Hingga akhirnya, ia menyadari kalau selama ini ia hidup
dalam ‘dunia’ yang salah. Dunia tanpa emosi, perasaan, cinta, bahkan tidak
mengenal rasa sakit. Hal itu lah yang menyebabkan Jonas berani melanggar
peraturan demi mengembalikan keadaan dunia yang sebenernya. Dia harus melanggar
banyak peraturan, sampai ia dianggap berbahaya oleh para Petua di komunitasnya.
Namun, tak sedikitpun ia gentar. Ia semakin berani untuk
menghadapi segala tantangan yang menghadang rencananya. Ia tak peduli apa kata
orang-orang yang menentangnya, karena ia yakin dengan apa yang ia lakukan akan
membuat ‘dunia’nya menjadi lebih baik.
Yap. Kedengerannya seperti macam film The Hunger Games dan
sebagainya. That’s. Teenage survival, again. Ceritanya yang unik dan buat gue
beda dari jenis film pendahulunya. Tapi, agak flat dan sedikit… Uh, boring.
At all, cerita yang dibintangi oleh Taylor Swift ini masuk
ke dalam daftar Recommended.
Ada beberapa yang harus kita pahami dan mengerti dari film
ini. Beberapa hal spele yang ternyata mengambil bagian penting dalam kehidupan
seseorang. Emosi. Perasaan marah, kecewa, sakit, bahkan cinta. Bisakah kita
hidup tanpa itu? Bisa. Tapi, akan terasa sangat berbeda.
Difilm ini benar-benar dijelasin betapa Emosi berada dalam
titik penting hidup seseorang. Difilm ini dijelaskan, ya kita bisa hidup tanpa
itu semua. Tapi, hidupmu tak akan sama ketika kamu dapat merasakan Emosi yang
bergejolak dalam dirimu secara bersamaan.
Bisa kalian bayangkan hidup tanpa cinta? Semua orang bisa
tertawa dengan orang yang bersamanya, tapi belum tentu dapat memberikan ‘Cinta’nya.
Kenapa kalian begitu menyayangi kedua orang tua kalian? Karena
cinta yang ada dalam diri kalian lah yang membuat mereka begitu berharga untuk
kalian. Keluarga adalah tempat dimana kalian dapat merasa nyaman, aman, dan
bahagia. Bukan hanya sekedar status “Ibu” atau “Ayah”.
Begitulah dengan Emosi. Emosi lebih dari sekedar sebuah
perasaan. Emosi adalah ‘dorongan dari dalam diri’ dimana lo bisa benar-benar
merasakan bahkan menikmati apa itu kehidupan..
Film ini rilis perdana tanggal 15 Agustus 2014 di USA. But, I found this movie on streaming online.
Dan, gak tau apa di Indonesia udah tayang apa belum. So, enjoy this movie.
0 comments