Februari with love
Februari, bulan penuh cinta.
“Berbahagialah bagi
mereka yang lahir di bulan Februari. Karena, dipastikan setia dan tulus apa
adanya” – katanya.
#Tsaaaahelah.
Cokelat dan bunga
adalah 2 hal yang paling sering kita temui di bulan Februari. Semua hal akan
terasa berbau manis selagi masih di bulan ini.
Buat sebagian orang, mungkin ada yang
merayakan Valentines Day di bulan
Februari ini, dan ada juga yang nggak. Lucu ya, ada yang dikirimin bunga sama
pacarnya ke kantor. Ada yang dikasih cokelat bentuk hati. Ada juga yang beli
bunga dari diri sendiri untuk diri sendiri.
Buat gue setiap hari itu hari kasih sayang,
kok. Gak cuma buat pacar, tapi ke temen, sahabat, keluarga juga bisa.
Gue gak tau si, gimana rasanya. Karena,
berhubung gue gak pernah merayakan dan kebetulan gue gak suka cokelat dan
bunga. Tapi, kalo dikasih bunga Bank, ya bolehlah....
Mau merayakan atau gak, sebenernya hak
masing-masing orang. Kita cukup menghormati.
Sama seperti adanya perbedaan, cukup saling respect dan kehidupan akan terus
berjalan.
Jangan cuma karena sebuah perbedaan kecil,
terus gontok-gontokkan sampe nyinyir
di sosial media.
Bukan cuma makan beng beng dingin atau gak,
yang ada pro-kontranya.
Atau
Bukan cuma soal Hari Kasih Sayang aja yang ada
pro-kontranya. Pemilu serentak hari
ini juga banyak pro-kontranya.
Gue emang sih bukan orang politik. Tapi, boleh
ya ngomong sedikit soal ini. Jujur, gue risih... Gue cape sendiri ngeliat orang
saling bully orang lain cuma karena
beda suara.
Gue sampe punya temen, yang luar biasa campaignnya menjelang 15 Februari ini. Di
Instagram dia upload soal paslon yang
dia pilih, bukan cuma sekali. Tapi, berkali-kali. Oke, gue masih hargain itu.
Di Twitter, ada lagi temen gue yang campaign beda lagi paslonnya. Dia mengeluarkan
argumentnya kenapa dia harus milih ‘itu’.
Oke, gue hargain.
Di Path, ada lagi mereka berdua. Saling sindir
satu sama lain soal paslon mereka. Jadi, home
gue penuh cuma sama campaign mereka. Parahnya,
bukan cuma saling sindir, tapi udah sampe judging
antara satu dengan yang lainnya,
Akhirnya, gue tutup Path. Dan, gue gak mau
buka Path sampe gue tau bener-bener tenang dari politik.
Bukan apa-apa, lagian gue gak terlalu ambil
pusing orang mau campaign apa.. Menurut
gue, kalo campaign udah sampe berlebihan apalagi menjudge orang lain, rasanya udah gak sehat
aja. Atau mungkin, jiwa gue yang terlalu lembut untuk menyaksikan hal kayak
gitu? : (
Sebenernya, yang gue harapin dari hari ini
adalah; siapapun yang terpilih memimpin DKI, semoga amanah.
Karena, sejujurnya gue pribadi gak berharap
banyak sama calon yang ada. Karena, kebanyakan berharap juga bisa bikin sakti
hati. Hiks...
Kenapa sih kita harus menghargai perbedaan?
1.
Bahwa setiap sudut dunia ini ada
perbedaan, dan kita harus terima itu.
2.
Gak selalu apa yang kita yakini
juga bisa diyakini sama orang lain.
3.
Gak ada orang yang pemikirannya
bener-bener satu otak sama kita.
4.
Kita hidup gak sendiri di dunia
ini, semakin banyak orang akan semakin banyak perbedaan.
5.
‘Perbedaan’ isnt a big deal. So, just take it easy.
Saling menghargai satu sama lain itu perlu. Dalam
hal sekecil apapun itu.
At the
end, gue cuma mau bilang.
Untuk memilih, gak harus menjatuhkan satu sama
lain, gak harus menjudge orang lain,
dan gak harus saling paling-merasa-pilihannya-benar-sendiri.
Kita juga harus menghargai setiap pilihan orang lain. Apapun itu.
Yang merayakan Valentines, silahkan merayakan. Yang tidak, cukup menyaksikan.
Dan,
Yang memilih A-B-C, silahkan memilih sesuai
dengan kata hati. Yang tidak satu suara, jangan meringis.
Semoga makna bulan penuh cinta ini, selalu
menyatukan kita semua meski dalam perbedaan suara.
FYI;
bunga sama cokelat itu gak manis, yang manis cuma nonton film sambil makan mie
goreng.
With love,
Februarians.
0 comments